Manusia dan Penderitaan
Menurut pengetahuan saya, manusia dan penderitaan sudah merupakan hal yang wajar terjadi didalam kehidupan. Penderitaan sudah pasti terjadi karena pada dasarnya manusia selalu akan menghadapi kesenangan ataupun penderitaan dalam hidupnya karena ini adalah salah satu resiko dari hidup. Berikut akan dijelaskan pengertian manusia dan juga pengertian dari penderitaan.
A. Pengertian Manusia
Seperti tugas-tugas yang sebelumnya, setahu saya dalam islam, manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan YME yang sengaja diciptakan untuk menjadi seorang khalifah atau pemimpin di muka bumi. Manusia ditugaskan untuk mengelola bumi ini dengan sebaik-baiknya, menjaga kelestarian alam sekaligus memeliharanya dari kerusakan, dimana mereka juga harus saling bersosialisasi dan bekerja sama dengan manusia lainnya untuk saling bergotong royong memelihara kelestarian alam, karena pada dasarnya manusia adalah mahkluk yang tidak dapat berdiri sendiri tanpa bekerja sama dengan manusia lainnya. Didalam perjuangan mereka dalam mengelola bumi ini, manusia pasti akan selalu bertemu dengan yang namanya penderitaan dan kesenangan. Penderitaan biasanya adalah langkah awal untuk mencapai sebuah kesenangan dan juga kesejahteraan dalam hidup. Ingatlah bagaimana perjuangan nenek moyang kita, Nabi Adam AS dan Siti Hawa, saat mereka pertama kali diturunkan ke dalam Bumi ini. Pada saat itu, mereka terpisah dengan sangat jauh. Sama-sama turun dibumi namun mereka tidak mengetahui dimanakah letak pasangan mereka itu. Setelah sekian lama mengalami penderitaan dalam mempertahankan hidup di bumi yang masih belum terjamah sama sekali oleh manusia, akhirmya mereka saling bertemu di tempat yang bernama Arafah. Pada akhirnya penderitaan dan perjuangan panjang mereka untuk saling mencari satu sama lainnya terobati sudah dengan pertemuan mereka. Hal ini juga sangat menggambarkan kehidupan manusia pada dewasa ini. Bila ingin meraih kesuksesan, kebahagiaan, dan kesenangan, manusia harus berusaha terlebih dahulu untuk mendapatkannya. Terkadang, dalam usaha untuk mendapatkannya, manusia harus melalui berbagai perjuangan dan penderitaan.
Bila semua perjuangan dan penderitaan itu bisa kita jalani dengan sabar dan tekun, tentu saja kita akan mendapatkan hasil dari jerih payah kita itu. Ibarat pepatah “Berakit-rakit kehulu, berenang-renang ketepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.” Artinya, hidup itu penuh dengan perjuangan. Untuk bisa mendapatkan tujuan kita, kita harus tahu bagaimana cara untuk mencapai hal itu, berusaha dengan sungguh-sungguh disertai dengan doa, dan berkorban baik itu tenaga, pikiran ataupun waktu, sehingga kita bisa mendapatkannya. Ingatlah bahwa kita harus selalu berjuang dengan pantang menyerah. Ingatlah bila kita sedang berusaha, penderitaan itu hanyalah awal dari keberhasilan. Man jadda wa jadda, siapa yang besungguh-sungguh, maka akan berhasil. Jadi, perjuangkanlah kesuksesanmu walaupun engkau harus menhadapi jalan yang sukar, karena penderitaan terkadang hanyalah ujian dari Tuhan YME untuk melihat kesungguhan kita dalam berjuang mendapatkan Rahmat-Nya.
B. Pengertian Penderitaan
Menurut pengetahuan saya, penderitaan adalah segala hal yang terasa berat dan tidak menyenangkan yang kita rasakan dalam menempuh kehidupan di dunia ini, baik penderitaan lahir ataupun penderitaan bathin. Penderitaan dapat muncul kapan saja baik saat kita sedang berjuang meraih kesuksesan, saat sedang mengalami musibah, saat sedang mengalami konflik dengan orang yang kita cintai, dan juga saat kita sedang melakukan kesalahan terhadap orang lain, diri sendiri atau bahkan kesalahan yang menyebabkan kita berdosa terhadap Tuhan YME. Segala penderitaan yang kita alami tidak boleh dirasakan terlalu berlebihan dan berlarut-larut. Sebaiknya, bila kita sedang mengalami penderitaan, kita harus segera melupakan penderitaan itu. Terkadang kita dapat belajar dari penderitaan yang kita alami. Sebagai contoh, seseorang yang sedang berkendara tiba-tiba saja motornya mati. Misalnya pada saat itu terjadi pada malam hari dan hampir semua bengkel tutup, namun didalam hatinya dia tetap optimis bahwa masih ada bengkel yang buka pada malam itu. Dia terus mendorong motornya walau harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk bisa mencapai bengkel yang pertama. Sesampainya di bengkel yang pertama, ternyata bengkelnya tutup. Lalu, dia melanjutkan mendorong motornya sampai menemukan bengkel lain. Akhirnya setelah lama mendorong, dia menemukan bengkel yang kedua, ternyata tutup juga. Begitupun bengkel yang ke tiga. Walau cukup frustasi dan lelah karena sudah mendorong motornya sampai jauh, didalam hatinya dia tetap teguh pada pendiriannya untuk melanjutkan perjuangannya mencari bengkel yang masih buka dan pada akhirnya kegigihannya dalam mencari bengkel yang masih buka membuahkan hasil. Terdapat sebuah bengkel yang masih buka. Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata busi motornya sudah rusak dan harus diganti. Dari pengalamannya, dia akhirnya dapat memetik sebuah pelajaran berharga dimana dia tidak boleh lagi telat dalam mengganti busi dan lebih rajin melakukan pemeriksaan terhadap kendaraannya agar penderitaan yang sama tidak terjadi lagi.
Dari ilustrasi tersebut, dapat dimengerti bahwa penderitaan terkadang membuat kita mendapatkan pelajaran yang berharga. Jangan pernh menyerah hanya karena menderita. Bila kita berhasil melalui berbagai penderitaan kita dengan usaha yang sungguh-sungguh, kita pasti bakal memetik manfaatnya baik untuk saat ini maupun manfaat untuk yang akan datang. Dalam menghadapi penderitaan, seorang manusia harus memiliki Iman yang kuat agar tidak tergoda untuk menjerumuskan dirinya kepada hal-hal negatif akibat tidak tahan terhadap penderitaannya, seperti bunuh diri, melampiaskan penderitaan dengan menggunakan Narkotika, melakukan pencurian, penculikan, atau bahkan pembunuhan. Bunuh diri merupakan salah satu cara seseorang menempuh jalan pintas untuk keluar dari permasalahannya di dunia ini. Tindakan ini sangat tidak benar karena agama manapun melarang kita untuk melakukan bunuh diri. Bunuh diri tidak akan pernah menyelesaikan masalah, tetapi menjerumuskannya pada masalah baru di akhirat kelak karena Allah SWT tidak akan pernah mengampuni orang-orang yang berputus asa dijalannya yang melakukan bunuh diri. Begitupun pada orang-orang yang melampiaskan penderitaannya dengan menggunakan narkotika. Padahal, narkotika hanya akan memberikan kesenangan yang sesaat, dimana masalah yang dihadapinya tidak akan selesai dan justru menambah masalah baru, seperti tubuhnya yang mengalami ketergantungan pada zat tersebut dan akhirnya hancur, dan juga terperangkap masalah lain seperti tertangkap oleh pihak yang berwajib dan dijebloskan dalam dipenjara. Jadi bukannya menyelesaikan masalah tanpa masalah, justru menambah masalah dengan masalah. Begitu juga dengan orang-orang yang memilih jalan pintas atas penderitaan mereka dengan cara mencuri, membunuh, dan sebagainya. Dalam kasus pencurian, misalnya. Seseorang berani merampok barang milik orang lain hanya untuk mendapatkan harta yang hanya sesaat. Ingatlah, itu hanyalah harta yang sesaat karena harta itu tidak akan mendapatkan berkah dari Allah SWT dan hanya akan merugikan diri sendiri dan juga orang lain. Akibatnya, bisa saja dia dihakimi oleh masyarakat setempat, dipenjara, atau bila mereka lolos sampai akhir hayatnya, di akhirat kelak dia akan tetap mendapatkan siksa yang pedih dari Allah SWT. Melakukan pembunuhan, misalnya. Seseorang membunuh penagih hutang karena khawatir terus dikejar-kejar oleh hutangnya.
Orang yang melakukan hal-hal tersebut pikirannya sangatlah pendek dan bodoh, karena mereka tentu akan tahu bahwa kasus pembunuhan ini pasti cepat lambat akan ketahuan, dan bila ketahuan selain didenda atas utangnya, dia akan masuk dalam penjara atau bahkan dihukum mati. Di akhirat kelak pun mereka akan mendapatkan siksaan yang pedih. Jadi bukannya mengatasi masalah dengan pikiran yang jernih, justru mereka hanyalah menjerumuskan diri mereka sendiri dengan menambah masalah yang baru. Ingatlah bahwa semua agama melarang untuk melakukan pencurian maupun pembunuhan. Karena itu, perkuatlah Iman kalian menurut agama dan kepercayaan masing-masing, berusahalah dengan sebaik-baiknya, janganlah menyerah dengan segala penderitaan yang kalian alami, atasilah penderitaan kalian, berdoalah, dan perjuangkanlah apapun cita-cita kalian agar kelak kita akan mendapatkan hasil dari jerih payah kita tersebut dikemudian hari.
C. Kaitan antara Manusia dan Penderitaan
Secara sederhana, kaitan antara manusia dan penderitaan adalah manusia tidak akan pernah lepas dari penderitaan karena penderitaan adalah proses awal untuk memperoleh suatu hal, baik itu memperoleh pengetahuan, memperoleh pekerjaan, memperoleh penghasilan, memperoleh pasangan hidup, dan lain sebagainya. Seorang Ibu yang melahirkan anaknya tentu akan mengalami penderitaan dalam menahan rasa sakit sampai anaknya lahir di dunia ini. Seorang pelajar pasti akan merasakan proses yang melelahkan dan membuat menderita dalam proses belajar, seperti mendapatkan nilai yang jelek atau bahkan sampai tidak naik kelas, sampai pada akhirnya bila dia terus berjuang, dia akan memahami apa yang telah dipelajarinya. Seseorang harus mengalami berbagai penderitaan sampai akhirnya mendapatkan pekerjaan yang diinginkannya, seperti terus belajar mempersiapkan tes interview, lamaran ditolak, dan lain sebagainya sampai pada akhirnya dia akan mendapatkan pekerjaan itu bila terus mencoba dan berjuang secara sungguh-sungguh. Begitu juga dalam memperjuangkan pasangan hidup. Tentu kita harus mencarinya terlebih dahulu, mengenalnya, sampai proses lebih jauh seperti siap untuk menafkahinya kelak. Semua itu butuh akan adanya perjuangan, dan perjuangan tidak akan pernah lepas dari yang namanya penderitaan. Maka dari itu, manusia tidak akan pernah lepas dari yang namanya penderitaan, dan penderitaan adalah proses awal yang dihadapi manusia dalam memperjuangkan suatu hal, sampai pada akhirnya dia mendapatkan apa yang telah diperjuangkannya. Jadi, janganlah menyerah atas berbagai penderitaan yang kalian alami, karena pada dasarnya penderitaan adalah proses awal untuk mencapai sebuah keberhasilan.
E. Pengertian dan Jenis Siksaan
Siksaan dapat diartikan sebagai sebuah tindakan yang dapat membuat orang merasakan penderitaan dan merasakan efek jera, dimana siksaan dapat dibagi menjadi siksaan terhadap fisik atau jasmani, dan bisa juga diartikan sebagai siksaan terhadap rohani, yaitu psikologis dan batin. Seseorang akan merasakan siksaan biasanya pada saat dia melakukan perbuatan yang menyimpang. Siksaan bisa datang dari orang lain, sampai datang dari Tuhan YME. Siksaan yang datang dari orang lain, misalnya saat ada seseorang yang melakukan tindakan pencurian. Bila tertangkap basah, biasanya masyarakat sekitar akan menghukum pelaku dengan hukum rajam seperti dipukuli sampai babak belur bila pihak berwajib seperti polisi belum hadir. Bila seseorang melakukannya di daerah Arab Saudi, tentu dia akan mendapatkan hukuman berupa hukum kisos, yaitu membalas perbuatannya setimpal dengan yang dilakukannya. Biasanya seseorang yang melakukan pencurian di daerah ini akan mendapatkan hukuman berupa pemotongan terhadap tangannya.
Sedangkan di Indonesia biasanya pelaku tindakan pencurian akan mendapatkan hukuman siksaan berupa hukuman penjara, yang diharapkan akan membuat pelaku menjadi jera dalam melakukan perbuatan tersebut. Contoh lain adalah saat seseorang melakukan perzinahan. Biasanya,dalam Islam bila orang tersebut sudah menikah akan mendapatkan hukuman siksaan berupa dilempari batu sampai dia meninggal dunia. Contoh lainnya lagi adalah saat seseorang melakukan pembunuhan ataupun perbuatan korupsi. Kita dapat melihat dikehidupan nyata bahwa para pelaku korupsi akan dijatuhi berbagai hukuman, baik hukuman penjara atau bahkan disita hartanya atau dimiskinkan agar mereka menjadi jera. Dan bagi pelaku pembunuhan, biasanya mereka akan mendapat hukuman siksa berupa penjara seumur hidup atau bahkan hukuman mati.
Contoh penyiksaan terhadap psikologis atau jiwa, misalnya seseorang melakukan penyimpangan sosial seperti melakukan usaha secara ilegal seperti pekerja seks komersial. Mayoritas dari mereka tidak akan mendapatkan tempat didalam masyarakat karena mayoritas masyarakat menganggap mereka sebagai orang yang sangat rendah akhlaknya. Mungkin saja dalam suatu masyarakat, para pelaku penyimpangan seperti para psk ini akan dikucilkan oleh masyarakat, dan mereka akan diasingkan oleh masyarakat sehingga mereka akan mendapatkan siksaan batin berupa pengucilan dari masyarakat. Dari contoh-contoh diatas, kita dapat melihat bahwa siksaan ditujukan agar dapat memberikan efek jera bagi para pelaku penyimpangan. Siksaan ini juga dapat membawa efek yang negatif misalnya orang yang diasingkan akan merasakan kesepian dan ketakutan yang luar biasa sampai pada akhirnya dia akan melakukan bunuh diri. Memang, siksaan yang bersifat psikis itu ada dampak positif dan negatifnya. Positifnya, bila hukuman itu dapat membuat seseorang merasa jera dan akhirnya kapok agar tidak melakukannya lagi karena dia merasa kesepian, karena pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri. Dampak negatifnya, siksaan terhadap psikologis bisa saja membuat seseorang menderita gangguan jiwa dan dapat membuat dia melakukan tindakan kriminal lain yang lebih berbahaya.
Siksa lain yang akan datang kelak adalah siksa dari Tuhan YME, yaitu Allah SWT. Di dalam Al-Qur’an, Allah SWT telah menjanjikan azab yang pedih bagi para pelaku dosa seperti orang-orang yang telah melakukan pembunuhan, pencurian, perzinahan, kemaksiatan, dan sebagainya. Azab itu tidak lain adalah azab berupa siksa kubur, siksa padang Mansyar, dan pada akhirnya adalah siksa api neraka. Bukan Allah yang menganiaya para pelaku dosa, tetapi mereka sendirilah yang menganiaya diri mereka sendiri dengan dosa-dosa yang telah mereka lakukan sendiri. Sebagai seorang yang beriman, kita harus menghindari berbagai perbuatan yang dapat menjerumuskan kita kedalam dosa. Karena bukan hanya akan mendapatkan hukuman di dunia, tetapi juga akan mendapatkan siksaan berat dari Allah SWT di akhirat kelak. Karena itu, lindungilah diri sendiri dengan kekuatan Iman agar kita tidak melakukan hal-hal yang membuat kita akan mendapatkan hukuman ataupun siksaan, baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Kesimpulan
Manusia pada dasarnya tidak akan pernah lepas dari penderitaan. Dalam prosesnya untuk mendapatkan suatu hal, manusia pasti akan menemui berbagai kesulitan dan penderitaan. Pada dasarnya manusia pasti akan menemui kegagalan dalam proses untuk berhasil. Yang perlu dibangun adalah kekuatan mental dan iman, karena bila kedua hal tersebut sudah tertanam dalam diri setiap manusia, sudah pasti kita tidak akan pernah menyerah dalam mengatasi berbagai kesulitan dan penderitaan sehingga kita akan selalu bangkit saat menemui kegagalan. Jangan pernah mengeluh saat kita menemui kesulitan, karena Allah SWT tidak pernah memberikan cobaan diluar batas kemampuan kita. Bila kita sedang mendapatkan cobaan berupa kesulitan dan penderitaan, yakinlah bahwa kita hanya sedang diuji oleh Tuhan untuk meningkatkan kualitas Iman kita terhadap-Nya, dan yakinlah bahwa bila terus berusaha dengan pantang menyerah, kita bisa mengatasi penderitaan kita dan pada akhirnya kita akan mendapatkan hasil dari jerih payah kita. Intinya, jangan pernah menyerah saat sedang menderita, dan yakinlah bahwa penderitaan yang kita hadapi hanyalah awal dari jalan keberhasilan. Jadilah seorang manusia yang pantang menyerah, selalu berdoa dan bersungguh-sungguh terhadap hal yang kita jalani. Maka niscaya kita akan meraih kesuksesan dimasa yang akan datang.
Daftar Pustaka
Muchji, Ahmad dan Nugroho, Widyo.Digital Books//Ilmu Budaya Dasar. Universitas Gunadarma. Jakarta: 1996
Tidak ada komentar:
Posting Komentar