Sabtu, 09 Januari 2016

Manusia dan keadilannya


Manusia dan Keadilan 
            Menurut sepengetahuan saya, manusia dan keadilan memiliki kaitan yang sangat erat. Setiap manusia pasti ingin merasakan yang namanya kesetaraan, atau keadilan dalam hal apapun. Setiap manusia pasti menginginkan adanya keadilan dalam hidupnya dalam kehidupan bermasyarakat. Berikut akan dijelaskan lebih lanjut tentang manusia dan keadilan.


A.  Pengertian Manusia 

Seperti tugas-tugas yang sebelumnya, setahu saya didalam islam, manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan YME yang sengaja diciptakan untuk menjadi seorang khalifah atau pemimpin di muka bumi. Manusia ditugaskan sebagai seorang khalifah, dan tentu manusia akan menghadapi berbagai rintangan dan halangan dalam mengelola bumi ini, dan sudah pasti juga akan merasakan yang namanya kehidupan bermasyarakat dengan manusia lainnya. Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap manusia pasti akan mengharapkan adanya keadilan dimata manusia lainnya. Seorang manusia tidak akan pernah merasa senang saat diperlakukan secara tidak adil dalam hal apapun. Bayangkan saja, apa ada manusia yang ingin diperlakukan secara tidak adil. Sebagai contoh, ada seseorang yang sedang ingin membeli mobil di sebuah dealer mobil. Namun, karena penampilannya yang terlalu sederhana dan terkesan tidak mempunyai banyak uang, dia menjadi kurang dilayani dan kurang dihargai oleh si penjual mobil. Si pembeli yang menanyakan berbagai info tentang mobil itu, hanya dijawab oleh sang penjual  mobil dengan jawaban pendek sepatah sampai dua patah kata, dan kemudian menyuruh si calon pembeli ini untuk duduk dan menunggu sampai dia selesai mengerjakan sesuatu. Sedangkan beberapa saat kemudian datang seseorang lain dengan penampilan yang sangat oke, menggunakan kemeja dan dasi yang rapi, datang dan menanyakan info tentang mobil itu kepada sang pembeli. Sesaat itu juga, sang pembeli bangun dari tempat duduknya dan langsung memperlihatkan secara detail informasi-informasi tentang mobil tersebut dengan muka yang sangat ramah dan memperlihatkan seisi mobil tersebut kepadanya. Si calon pembeli yang pertama tentu akan merasakan bahwa tindakan tersebut sangatlah tidak adil baginya dan dia akan merasa sangat tidak dihargai oleh si penjual. Oleh karena itulah dia keluar dari tempat itu dengan sangat kesal. Contoh lainnya, ada seorang anak yang sangat disayang oleh orang tuanya. Bisa dibilang, dia adalah anak terakhir yang paling disayang dibandingkan dengan kakak-kakaknya. Apapun yang diminta oleh anak tersebut kedua orang tuanya pasti akan langsung mendengarkan permintaannya, lain hal dengan yang dialami oleh kakak-kakaknya. Saat sang adik meminta dibelikan sepatu, orang tuanya akan langsung membelikannya. Sedangkan diwaktu lainnya saat sang kakak juga minta dibelikan sepatu baru, orang tuanya berkata bahwa belum ada uang dan harus pengertian. Saat sang kakak mempertanyakan mengapa sang adik dibelikan, sedangkan dia tidak/ sang orang tua hanya menjawab karena adik lebih butuh dan masih kecil. 

Begitu juga dalam hal lainnya, saat sang kakak yang satu dan adik bertengkar, sang orang tua selalu saja membela si adik tanpa memandang siapa yang salah siapa yang benar. Dari contoh ini, seharusnya orang tua harus selalu berusaha bersikap adil kepada semua anaknya. Contoh lainnya adalah saat adanya kasus kecelakaan yang menimpa antara kendaraan motor dengan kendaraan mobil. Saat sudah diberikan keterangan dan saksi, pengadilan dengan tegas membela si pengendara motor hanya karena luka yang diderita lebih banyak di si pengendara motor, dan juga karena kendaraannya lebih kecil. Padahal sudah jelas bahwa si pengendara motorlah yang ugal-ugalan dan menyebabkan adanya kecelakaan. Contoh lainnya adalah dalam dunia pendidikan. Disetiap daerah di Indonesia ini tidak mendapatkan fasilitas pendidikan yang sama dan merata, sedangkan ironisnya, Ujian Nasional yang diselenggarakan pemerintah semua materinya sama di Indonesia. Padahal, di daerah-daerah terpencil misalnya belum tentu mendapatkan fasilitas pendidikan yang layak dan sama layaknya dengan oirang yang tinggal di kota. Mungkin saja mereka tidak mendapatkan fasilitas seperti buku, internet atau bahkan bangunan sekolah yang sama memadainya dengan fasilitas pendidikan di kota-kota. Hal ini juga memperlihatkan ketidak adilan dalam dunia pendidikan. Contoh lainnya adalah tidak meratanya pembangunan antara desa dan kota, baik itu pembangunan fasilitas pendidikan, kesehatan, dan sebagainya. Sebaliknya, kita sering melihat adanya kesenjangan sosial antara desa dan kota, dimana segala fasilitas Negara lebih diutamakan untuk pembangunan atau memperkaya pembangunan di kota terlebih dahulu, sehingga justru pembangunan di desa akan semakin tertinggal. Sehingga akan menyebabkan yang kaya semakin kaya sedangkan yang miskin semakin miskin. Dalam hal ini pemerintah harus lebih mengutamakan pemerataan pembangunan agar keadilan bisa ditegakkan.  Contoh lainnya adalah saat kita diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan di forum diskusi. Karena pertanyaan dibatasi, maka ada beberapa orang yang pasti akan merasa tidak mendapatkan keadilan. Pada dasarnya seorang manusia tidak akan pernah bisa bersikap adil secara sepenuhnya, karena yang Maha adil itu hanya milik Allah  SWT. Dari semua contoh yang sudah kita lihat diatas, kita harus belajar terlebih dahulu untuk lebih menghargai orang lain, agar diri kita juga akan dihargai orang lain, karena pada dasarnya menghargai orang lain adalah salah satu dari dasar sebuah keadilan. Pada dasarnya Rasulullah SAW selalu mencontohkan keadilan, sampai-sampai setiap orang yang pernah kenal dengan Rasulullah merasa bahwa dia adalah orang yang diperlakukan paling baik oleh Rasulullah. Sebagai umat Muslim, kita sudah pasti harus menteladani apapun yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, termasuk dalam hal keadilan.

 Seorang hakim harus berani mengambil keputusan seadil-adilnya bagaimanapun tekanan dan kondisi yang dihadapinya, karena seorang hakim akan dimintai juga pertanggung jawabannya atas keputusannya, apakah dia adil atau tidak, oleh Zat yang maha adil yaitu Allah SWT. Seorang guru atau dosen juga harus memberikan perhatian dan pengajaran kepada setiap murid dan mahasiswanya dengan sama rata. Orang tua harus memberikan kasih sayang yang sama besarnya terhadap seluruh anaknya. Seorang pemimpin sudah pasti harus berprilaku adil terhadap seluruh bawahan dan instansi yang dipimpinnya, baik itu pemimpin Negara, pemimpin perusahaan, dan sebagainya. Karena pada dasarnya keadilan adalah lambing dari perdamaian. Bila keadilan sudah ditegakkan dengan baik, sudah pasti kehidupan berbangsa dan bernegara akan berjalan dengan damai, tentram, dan juga makmur, karena keadilan pada dasarnya selalu mementingkan kepentingan bersama. Oleh karena itu, sebagai generasi muda calon penerus pemimpin bangsa, sudah seharusnya kita menanamkan jiwa kepemimpinan yang baik dalam diri kita sedini mungkin, yaitu sebagai seseorang yang adil, jujur, mau bekerja keras, mau berkorban dan berani bertanggunhg jawab. Bila aspek tersebut sudah tertanam dalam diri kita, bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi sebuah Negara yang maju dan makmur. Sesuai dengan harapan dari Presiden Soekarno: berikan aku 100 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Berikan aku 10 pemuda, maka akan kuguncang dunia. Artinya, sebagai generasi muda, kita harus menjadi generasi yang mampu mengguncang dunia dengan meraih berbagai prestasi dan mampu membawa Negara ini menjadi sebuah Negara yang mampu bersaing dan mengguncang dunia. Karena itu, marilah kita tanamkan jiwa kepemimpinan dengan menanamkan keadilan dan kejujuran di dalam diri kita terlebih dahulu.



B. Pengertian Keadilan

Menurut sepengetahuan saya, keadilan itu adalah adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban yang kita jalankan dalam kehidupan kita sehari-hari, baik itu dalam kehidupan bermasyarakat, keluarga atau dalam bidang apapun. Bila kita sudah mengerjakan kewajiban kita, kita tentu akan memperoleh hak yang kita harapkan dari orang lain. Sebagai contoh, didalam dunia kerja. Bila kita sudah bekerja secara maksimal sesuai ketentuan yang berlaku, kita tentu akan berharap bahwa kita akan mendapatkan upah setimpal dengan apa yang telah kita kerjakan. Dewasa ini, ada banyak perusahaan yang mempekerjakan buruh dengan upah yang amat rendah demi mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, nsebagai contoh produk dari peralatan sepak bola seperti sepatu, jaket, maupun jersey yang dipasarkan kepada masyarakat. Walaupun harga produk-produk bermerk itu dihargai dengan harga yang cukup mahal, namun ternyata dalam pembuatannya para perusahaan tersebut hanya memberikan upah yang rendah bagi para buruhnya. Ironisnya, merekalah yang bekerja atau turun langsung dalam proses pencetakan produk-produk tersebut, padahal produk yang mereka buat harganya lebih tinggi dari upah mereka. Hal ini memperlihatkan ketidak adilan yang nyata di dalam dunia kerja, dimana upah yang diterima tidak sebanding dengan produk yang telah dihasilkan oleh sang buruh. Padahal tanpa mereka, perusahaan-perusahaan ini tidak akan dapat berjalan memproduksi puluhan ribu sepatu, jersey, maupun peralatan sepakbola lainnya. Contoh lain bila di dunia pendidikan, seorang murid yang telah mengerjakan tugas dengan baik dan benar tentu akan mendapatkan nilai yang bagus pula sesuai dengan apa yang telah mereka berikan kepada guru mereka. Ada kasus misalnya sang guru menaruh dendam pada sang murid karena merasa sakit hati atau dendam terhadap orang tua sang murid, dan si murid padahal merupakan seseorang yang rajin dan tekun, serta selalu menyelesaikan tugas dengan tepat waktu, tetapi pada akhirnya sang guru tetap memberinya nilai yang jelek dan tidak sebanding dengan apa yang telah si murid berikan. Maka ini bisa disebut dengan ketidak adilan, yang muncul dari sifat buruk manusia seperti dengki dan dendam. Penyakit hati seperti ini tidak boleh disimpan karena akan menjadi salah satu faktor munculnya ketidak adilan. Jadi, untuk mendapatkan hak dan menuntut keadilan, kita harus terlebih dahulu menjalankan dan menyelesaikan kewajiban kita, jangan hanya menuntut hak tetapi kewajibannya belum dijalankan, sebagai contoh seorang karyawan yang menuntut kenaikan gaji, padahal dalam pekerjaannya sehari-hari saja dia masih sering ambil cuti dan bahkan beberapa kali bolos kerja. Hal ini sangat tidak benar. Contoh lain adalah seorang anak yang minta diperlakukan atau mendapatkan perhatian lebih kepada orang tuanya layaknya sang kakak atau sang adik. Padahal kewajibannya saja dia masih sering melalaikan seperti malas belajar, malas bekerja, dan sebagainya sehingga kurang mendapatkan respek dari orang tuanya. Tentunya orang seperti ini harus sadar akan kewajibannya terlebih dahulu. Ada lagi contoh lainnya dimana ada seseorang yang miskin dan merasa bahwa Tuhan tidak adil karena dia melihat seorang tokoh yang kaya raya, sedangkan dia tidak.  Padahal, orang seperti ini perlu melihat ke belakang bagaimana caranya agar orang kaya tersebut memperoleh penghasilannya, dimana sudah pasti banyak perjuangan yang telah dilaluinya, dan kuncinya adalah kerja keras. Kita dapat melihat Bapak Choirul Tanjung yang pada awalnya hanyalah anak penjual singkong bisa menjadi seorang yang besar dan menjadi menteri. Kita dapat melihat Joko Widodo yang dahulunya adalah orang miskin dapat merubah nasibnya bahkan sampai menjadi seorang presiden. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana cara orang-orang tersebut bisa berhasil, karena Allah hanya akan merubah nasib seseorang bila sudah dilandasi dengan usaha yang maksimal dan disertai dengan doa. Terkadang orang hanya bisa memberikan kritikan tanpa memberikan solusi, tanpa melihat pula bagaimana seseorang itu mendapatkan kesuksesannya. Maka dari itu, mulai dari sekarang, mulailah buka mata kita lebar-lebar dan berusahalah sebaik mungkin agar kita dapat memperjuangkan hak kita dengan selalu menjalankan seluruh kewajiban kita dengan sebaik mungkin. 


Macam-Macam Keadilan 

A. Keadilan Sosial

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, kita sudah akrab dengan kata-kata ini dalam sila ke lima pancasila. Keadilan sosial adalah keadilan bersosialisasi atau keadilan dalam kehidupan sosial dalam suatu bangsa dan Negara, dimana manusia adalah mahkluk sosial yang tidak akan dapat hidup sendiri. mereka saling membutuhkan, saling melengkapi, saling bergotong royong, dan saling menemani agar manusia tidak merasa kesepian dan agar kebutuhan manusia dapat terpenuhi. Oleh karena itu, adanya keadilan dalam kehidupan sosial atau bermasyarakat amatlah penting untuk menjaga keutuhan bangsa dan keseimbangan antara hak dan kewajiban.


B. Keadilan Moral

Keadilan moral adalah maksudnya dalam melaksanakan suatu pekerjaan, seseorang harus mengerjakan pekerjaan yang sesuai dengan apa yang dia bisa dan dia mampu, agar terjadinya spesialisasi pekerjaan dan adanya pembagian kerja yang baik dan adil. Bila hal ini tidak dapat diwujudkan, akan terjadi ketidak adilan karena pekerjaan atau kewajiban yang dijalankan tidak sesuai dengan moral dan kepribadian dari si pekerja.



C. Keadilan Distributif

Adalah keadilan yang harus sama meratanya disetiap daerah di belahan bumi manapun, seperti bila orang melakukan kesalahan, maka diberikan hukuman penjara, bila seseorang bekerja, maka diberikann upah sesuai dengan apa yang telah ia kerjakan. Bila seseorang melakukan hal yang luar biasa berjasa bagi banyak orang, harus diberikan penghargaan yang setinggi-tingginya. Sebagai contoh seseorang yang sudah bekerja selama sepuluh tahun, dia seharusnya mendapatkan bonus lebih banyak dari yang baru bekerja 5 tahun, dan berbagai contoh lainnya yang sudah banyak disebutkan.




D.  Keadilan Komutatif

Adalah sebuah keadilan yang ditujukan untuk menjaga ketertiban dan tali silahturahim antar sesama anggota masyarakat. Keadilan ini bersifat saling menjaga perasaan dan saling menjaga kesejahteraan umum. Keadilan disini adalah semua keadilan yang mencakup kehidupan dalam masyarakat, baik itu kehidupan berumah tangga maupun kehidupan bertetangga. Seorang ketua RT dan RW harus melayani warganya dengan seadil-adilnya tanpa memandang status. Setiap anggota masyarakat pun harus menjalankan setiap perannya masing-masing agar terciptalah keadilan ini. Seorang pelajar harus terus belajar dan menuntut ilmu agar kelak dimasa depan akan menjadi pemaju bangsa, bukan menambahkan beban Negara dengan menjadi pengangguran tanpa keterampilan. Seorang petugas keamanan harus menjaga keamanan dalam warganya sebaik mungkin agar tercipta ketenangan dan ketertiban dalam masyarakat. Bila seluruh elemen masyarakat dapat menjalankan peran dan kewajibannya masing-masing, tentu saja kehidupan masyarakat akanb lebih adil dan makmur.


Daftar Pustaka

Muchji, Ahmad dan Nugroho, Widyo.Digital Books//Ilmu Budaya Dasar. Universitas Gunadarma. Jakarta: 1996



Tidak ada komentar:

Posting Komentar