Manusia dan Keadilan
Menurut sepengetahuan saya, manusia dan keadilan memiliki kaitan yang
sangat erat. Setiap manusia pasti ingin merasakan yang namanya kesetaraan, atau
keadilan dalam hal apapun. Setiap manusia pasti menginginkan adanya keadilan
dalam hidupnya dalam kehidupan bermasyarakat. Berikut akan dijelaskan lebih
lanjut tentang manusia dan keadilan.
A. Pengertian Manusia
Seperti
tugas-tugas yang sebelumnya, setahu saya didalam islam, manusia merupakan makhluk
ciptaan Tuhan YME yang sengaja diciptakan untuk menjadi seorang khalifah atau
pemimpin di muka bumi. Manusia ditugaskan sebagai seorang khalifah, dan tentu
manusia akan menghadapi berbagai rintangan dan halangan dalam mengelola bumi
ini, dan sudah pasti juga akan merasakan yang namanya kehidupan bermasyarakat
dengan manusia lainnya. Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap manusia pasti
akan mengharapkan adanya keadilan dimata manusia lainnya. Seorang manusia tidak
akan pernah merasa senang saat diperlakukan secara tidak adil dalam hal apapun.
Bayangkan saja, apa ada manusia yang ingin diperlakukan secara tidak adil.
Sebagai contoh, ada seseorang yang sedang ingin membeli mobil di sebuah dealer
mobil. Namun, karena penampilannya yang terlalu sederhana dan terkesan tidak
mempunyai banyak uang, dia menjadi kurang dilayani dan kurang dihargai oleh si
penjual mobil. Si pembeli yang menanyakan berbagai info tentang mobil itu, hanya
dijawab oleh sang penjual mobil dengan
jawaban pendek sepatah sampai dua patah kata, dan kemudian menyuruh si calon
pembeli ini untuk duduk dan menunggu sampai dia selesai mengerjakan sesuatu. Sedangkan
beberapa saat kemudian datang seseorang lain dengan penampilan yang sangat oke,
menggunakan kemeja dan dasi yang rapi, datang dan menanyakan info tentang mobil
itu kepada sang pembeli. Sesaat itu juga, sang pembeli bangun dari tempat
duduknya dan langsung memperlihatkan secara detail informasi-informasi tentang
mobil tersebut dengan muka yang sangat ramah dan memperlihatkan seisi mobil
tersebut kepadanya. Si calon pembeli yang pertama tentu akan merasakan bahwa
tindakan tersebut sangatlah tidak adil baginya dan dia akan merasa sangat tidak
dihargai oleh si penjual. Oleh karena itulah dia keluar dari tempat itu dengan
sangat kesal. Contoh lainnya, ada seorang anak yang sangat disayang oleh orang
tuanya. Bisa dibilang, dia adalah anak terakhir yang paling disayang
dibandingkan dengan kakak-kakaknya. Apapun yang diminta oleh anak tersebut
kedua orang tuanya pasti akan langsung mendengarkan permintaannya, lain hal
dengan yang dialami oleh kakak-kakaknya. Saat sang adik meminta dibelikan
sepatu, orang tuanya akan langsung membelikannya. Sedangkan diwaktu lainnya saat
sang kakak juga minta dibelikan sepatu baru, orang tuanya berkata bahwa belum
ada uang dan harus pengertian. Saat sang kakak mempertanyakan mengapa sang adik
dibelikan, sedangkan dia tidak/ sang orang tua hanya menjawab karena adik lebih
butuh dan masih kecil.
Begitu
juga dalam hal lainnya, saat sang kakak yang satu dan adik bertengkar, sang
orang tua selalu saja membela si adik tanpa memandang siapa yang salah siapa
yang benar. Dari contoh ini, seharusnya orang tua harus selalu berusaha
bersikap adil kepada semua anaknya. Contoh lainnya adalah saat adanya kasus
kecelakaan yang menimpa antara kendaraan motor dengan kendaraan mobil. Saat
sudah diberikan keterangan dan saksi, pengadilan dengan tegas membela si
pengendara motor hanya karena luka yang diderita lebih banyak di si pengendara
motor, dan juga karena kendaraannya lebih kecil. Padahal sudah jelas bahwa si
pengendara motorlah yang ugal-ugalan dan menyebabkan adanya kecelakaan. Contoh
lainnya adalah dalam dunia pendidikan. Disetiap daerah di Indonesia ini tidak
mendapatkan fasilitas pendidikan yang sama dan merata, sedangkan ironisnya, Ujian
Nasional yang diselenggarakan pemerintah semua materinya sama di Indonesia.
Padahal, di daerah-daerah terpencil misalnya belum tentu mendapatkan fasilitas
pendidikan yang layak dan sama layaknya dengan oirang yang tinggal di kota.
Mungkin saja mereka tidak mendapatkan fasilitas seperti buku, internet atau
bahkan bangunan sekolah yang sama memadainya dengan fasilitas pendidikan di
kota-kota. Hal ini juga memperlihatkan ketidak adilan dalam dunia pendidikan.
Contoh lainnya adalah tidak meratanya pembangunan antara desa dan kota, baik
itu pembangunan fasilitas pendidikan, kesehatan, dan sebagainya. Sebaliknya,
kita sering melihat adanya kesenjangan sosial antara desa dan kota, dimana segala
fasilitas Negara lebih diutamakan untuk pembangunan atau memperkaya pembangunan
di kota terlebih dahulu, sehingga justru pembangunan di desa akan semakin
tertinggal. Sehingga akan menyebabkan yang kaya semakin kaya sedangkan yang
miskin semakin miskin. Dalam hal ini pemerintah harus lebih mengutamakan
pemerataan pembangunan agar keadilan bisa ditegakkan. Contoh lainnya adalah saat kita diberikan
kesempatan untuk mengajukan pertanyaan di forum diskusi. Karena pertanyaan
dibatasi, maka ada beberapa orang yang pasti akan merasa tidak mendapatkan
keadilan. Pada dasarnya seorang manusia tidak akan pernah bisa bersikap adil
secara sepenuhnya, karena yang Maha adil itu hanya milik Allah SWT. Dari semua contoh yang sudah kita lihat
diatas, kita harus belajar terlebih dahulu untuk lebih menghargai orang lain,
agar diri kita juga akan dihargai orang lain, karena pada dasarnya menghargai
orang lain adalah salah satu dari dasar sebuah keadilan. Pada dasarnya
Rasulullah SAW selalu mencontohkan keadilan, sampai-sampai setiap orang yang
pernah kenal dengan Rasulullah merasa bahwa dia adalah orang yang diperlakukan
paling baik oleh Rasulullah. Sebagai umat Muslim, kita sudah pasti harus
menteladani apapun yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, termasuk
dalam hal keadilan.
Seorang hakim harus berani mengambil keputusan
seadil-adilnya bagaimanapun tekanan dan kondisi yang dihadapinya, karena
seorang hakim akan dimintai juga pertanggung jawabannya atas keputusannya,
apakah dia adil atau tidak, oleh Zat yang maha adil yaitu Allah SWT. Seorang
guru atau dosen juga harus memberikan perhatian dan pengajaran kepada setiap
murid dan mahasiswanya dengan sama rata. Orang tua harus memberikan kasih
sayang yang sama besarnya terhadap seluruh anaknya. Seorang pemimpin sudah pasti
harus berprilaku adil terhadap seluruh bawahan dan instansi yang dipimpinnya,
baik itu pemimpin Negara, pemimpin perusahaan, dan sebagainya. Karena pada
dasarnya keadilan adalah lambing dari perdamaian. Bila keadilan sudah
ditegakkan dengan baik, sudah pasti kehidupan berbangsa dan bernegara akan
berjalan dengan damai, tentram, dan juga makmur, karena keadilan pada dasarnya
selalu mementingkan kepentingan bersama. Oleh karena itu, sebagai generasi muda
calon penerus pemimpin bangsa, sudah seharusnya kita menanamkan jiwa
kepemimpinan yang baik dalam diri kita sedini mungkin, yaitu sebagai seseorang
yang adil, jujur, mau bekerja keras, mau berkorban dan berani bertanggunhg
jawab. Bila aspek tersebut sudah tertanam dalam diri kita, bukan tidak mungkin
Indonesia akan menjadi sebuah Negara yang maju dan makmur. Sesuai dengan
harapan dari Presiden Soekarno: berikan aku 100 orang tua, niscaya akan kucabut
semeru dari akarnya. Berikan aku 10 pemuda, maka akan kuguncang dunia. Artinya,
sebagai generasi muda, kita harus menjadi generasi yang mampu mengguncang dunia
dengan meraih berbagai prestasi dan mampu membawa Negara ini menjadi sebuah
Negara yang mampu bersaing dan mengguncang dunia. Karena itu, marilah kita
tanamkan jiwa kepemimpinan dengan menanamkan keadilan dan kejujuran di dalam
diri kita terlebih dahulu.
B. Pengertian Keadilan
Menurut sepengetahuan saya, keadilan itu adalah
adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban yang kita jalankan dalam kehidupan
kita sehari-hari, baik itu dalam kehidupan bermasyarakat, keluarga atau dalam
bidang apapun. Bila kita sudah mengerjakan kewajiban kita, kita tentu akan
memperoleh hak yang kita harapkan dari orang lain. Sebagai contoh, didalam
dunia kerja. Bila kita sudah bekerja secara maksimal sesuai ketentuan yang
berlaku, kita tentu akan berharap bahwa kita akan mendapatkan upah setimpal
dengan apa yang telah kita kerjakan. Dewasa ini, ada banyak perusahaan yang
mempekerjakan buruh dengan upah yang amat rendah demi mendapatkan keuntungan
yang sebesar-besarnya, nsebagai contoh produk dari peralatan sepak bola seperti
sepatu, jaket, maupun jersey yang dipasarkan kepada masyarakat. Walaupun harga
produk-produk bermerk itu dihargai dengan harga yang cukup mahal, namun
ternyata dalam pembuatannya para perusahaan tersebut hanya memberikan upah yang
rendah bagi para buruhnya. Ironisnya, merekalah yang bekerja atau turun
langsung dalam proses pencetakan produk-produk tersebut, padahal produk yang
mereka buat harganya lebih tinggi dari upah mereka. Hal ini memperlihatkan ketidak
adilan yang nyata di dalam dunia kerja, dimana upah yang diterima tidak
sebanding dengan produk yang telah dihasilkan oleh sang buruh. Padahal tanpa
mereka, perusahaan-perusahaan ini tidak akan dapat berjalan memproduksi puluhan
ribu sepatu, jersey, maupun peralatan sepakbola lainnya. Contoh lain bila di
dunia pendidikan, seorang murid yang telah mengerjakan tugas dengan baik dan
benar tentu akan mendapatkan nilai yang bagus pula sesuai dengan apa yang telah
mereka berikan kepada guru mereka. Ada kasus misalnya sang guru menaruh dendam
pada sang murid karena merasa sakit hati atau dendam terhadap orang tua sang
murid, dan si murid padahal merupakan seseorang yang rajin dan tekun, serta
selalu menyelesaikan tugas dengan tepat waktu, tetapi pada akhirnya sang guru
tetap memberinya nilai yang jelek dan tidak sebanding dengan apa yang telah si
murid berikan. Maka ini bisa disebut dengan ketidak adilan, yang muncul dari
sifat buruk manusia seperti dengki dan dendam. Penyakit hati seperti ini tidak
boleh disimpan karena akan menjadi salah satu faktor munculnya ketidak adilan. Jadi,
untuk mendapatkan hak dan menuntut keadilan, kita harus terlebih dahulu
menjalankan dan menyelesaikan kewajiban kita, jangan hanya menuntut hak tetapi
kewajibannya belum dijalankan, sebagai contoh seorang karyawan yang menuntut
kenaikan gaji, padahal dalam pekerjaannya sehari-hari saja dia masih sering
ambil cuti dan bahkan beberapa kali bolos kerja. Hal ini sangat tidak benar.
Contoh lain adalah seorang anak yang minta diperlakukan atau mendapatkan
perhatian lebih kepada orang tuanya layaknya sang kakak atau sang adik. Padahal
kewajibannya saja dia masih sering melalaikan seperti malas belajar, malas
bekerja, dan sebagainya sehingga kurang mendapatkan respek dari orang tuanya.
Tentunya orang seperti ini harus sadar akan kewajibannya terlebih dahulu. Ada lagi
contoh lainnya dimana ada seseorang yang miskin dan merasa bahwa Tuhan tidak
adil karena dia melihat seorang tokoh yang kaya raya, sedangkan dia tidak. Padahal, orang seperti ini perlu melihat ke
belakang bagaimana caranya agar orang kaya tersebut memperoleh penghasilannya,
dimana sudah pasti banyak perjuangan yang telah dilaluinya, dan kuncinya adalah
kerja keras. Kita dapat melihat Bapak Choirul Tanjung yang pada awalnya
hanyalah anak penjual singkong bisa menjadi seorang yang besar dan menjadi
menteri. Kita dapat melihat Joko Widodo yang dahulunya adalah orang miskin
dapat merubah nasibnya bahkan sampai menjadi seorang presiden. Yang perlu
diperhatikan adalah bagaimana cara orang-orang tersebut bisa berhasil, karena
Allah hanya akan merubah nasib seseorang bila sudah dilandasi dengan usaha yang
maksimal dan disertai dengan doa. Terkadang orang hanya bisa memberikan
kritikan tanpa memberikan solusi, tanpa melihat pula bagaimana seseorang itu
mendapatkan kesuksesannya. Maka dari itu, mulai dari sekarang, mulailah buka
mata kita lebar-lebar dan berusahalah sebaik mungkin agar kita dapat
memperjuangkan hak kita dengan selalu menjalankan seluruh kewajiban kita dengan
sebaik mungkin.
Macam-Macam
Keadilan
A. Keadilan Sosial
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, kita sudah akrab dengan kata-kata ini dalam sila ke lima pancasila.
Keadilan sosial adalah keadilan bersosialisasi atau keadilan dalam kehidupan
sosial dalam suatu bangsa dan Negara, dimana manusia adalah mahkluk sosial yang
tidak akan dapat hidup sendiri. mereka saling membutuhkan, saling melengkapi,
saling bergotong royong, dan saling menemani agar manusia tidak merasa kesepian
dan agar kebutuhan manusia dapat terpenuhi. Oleh karena itu, adanya keadilan
dalam kehidupan sosial atau bermasyarakat amatlah penting untuk menjaga
keutuhan bangsa dan keseimbangan antara hak dan kewajiban.
B. Keadilan Moral
Keadilan moral adalah maksudnya dalam melaksanakan
suatu pekerjaan, seseorang harus mengerjakan pekerjaan yang sesuai dengan apa
yang dia bisa dan dia mampu, agar terjadinya spesialisasi pekerjaan dan adanya
pembagian kerja yang baik dan adil. Bila hal ini tidak dapat diwujudkan, akan
terjadi ketidak adilan karena pekerjaan atau kewajiban yang dijalankan tidak sesuai
dengan moral dan kepribadian dari si pekerja.
C. Keadilan Distributif
Adalah keadilan yang harus sama
meratanya disetiap daerah di belahan bumi manapun, seperti bila orang melakukan
kesalahan, maka diberikan hukuman penjara, bila seseorang bekerja, maka
diberikann upah sesuai dengan apa yang telah ia kerjakan. Bila seseorang
melakukan hal yang luar biasa berjasa bagi banyak orang, harus diberikan
penghargaan yang setinggi-tingginya. Sebagai
contoh seseorang yang sudah bekerja selama sepuluh tahun, dia seharusnya
mendapatkan bonus lebih banyak dari yang baru bekerja 5 tahun, dan berbagai
contoh lainnya yang sudah banyak disebutkan.
D. Keadilan Komutatif
Adalah sebuah keadilan yang ditujukan untuk menjaga
ketertiban dan tali silahturahim antar sesama anggota masyarakat. Keadilan ini
bersifat saling menjaga perasaan dan saling menjaga kesejahteraan umum.
Keadilan disini adalah semua keadilan yang mencakup kehidupan dalam masyarakat,
baik itu kehidupan berumah tangga maupun kehidupan bertetangga. Seorang ketua
RT dan RW harus melayani warganya dengan seadil-adilnya tanpa memandang status.
Setiap anggota masyarakat pun harus menjalankan setiap perannya masing-masing
agar terciptalah keadilan ini. Seorang pelajar harus terus belajar dan menuntut
ilmu agar kelak dimasa depan akan menjadi pemaju bangsa, bukan menambahkan
beban Negara dengan menjadi pengangguran tanpa keterampilan. Seorang petugas
keamanan harus menjaga keamanan dalam warganya sebaik mungkin agar tercipta
ketenangan dan ketertiban dalam masyarakat. Bila seluruh elemen masyarakat
dapat menjalankan peran dan kewajibannya masing-masing, tentu saja kehidupan
masyarakat akanb lebih adil dan makmur.
Daftar Pustaka
Muchji, Ahmad dan Nugroho, Widyo.Digital Books//Ilmu Budaya
Dasar. Universitas Gunadarma. Jakarta: 1996
Tidak ada komentar:
Posting Komentar