Minggu, 26 Oktober 2014

Tugas Ilmu Budaya Dasar 4: Manusia dan Harapan



Ilmu Budaya Dasar
Fakultas Ekonomi


                                             




MUHAMAD INSAN BINTANG
26214954
1EB15
MANUSIA & HARAPAN






DAFTAR ISI
Manusia Dan Harapan…………….……………………………………..     3
Pengertian Manusia………………………………………………………     3
Pengertian Harapan………………………………………………….. ….    5
Kaitan antara Manusia dan Harapan…………………………….………     6
Sebab-sebab Manusia mempunyai harapan………………………….....        6         
Kepercayaan dan Usaha Meningkatkannya…………………………… …   9
Daftar Pustaka……………………………………………………………    10












  

Manusia dan Harapan
 
            Menurut pengetahuan saya,  manusia dan harapan adalah dua hal yang saling terkait. Manusia pada dasarnya selalu memiliki harapan dalam hidupnya, sedangkan harapan selalu muncul dalam kehidupan manusia. Berikut akan dibahas lebih lanjut tentang manusia dan harapan.


A.  Pengertian Manusia

Seperti tugas-tugas yang sebelumnya, setahu saya dalam islam, manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan YME yang sengaja diciptakan untuk menjadi seorang khalifah atau pemimpin di muka bumi. Manusia ditugaskan untuk mengelola bumi ini dengan sebaik-baiknya, menjaga kelestarian alam sekaligus memeliharanya dari kerusakan, dimana mereka juga harus saling bersosialisasi dan bekerja sama dengan manusia lainnya untuk saling bergotong royong memelihara kelestarian alam, karena pada dasarnya manusia adalah mahkluk yang tidak dapat berdiri sendiri tanpa bekerja sama dengan manusia lainnya. Pada saat mereka mengelola bumi ini, tentu mereka memiliki harapan saat melakukannya. Saat mengembala ternak, manusia memiliki harapan agar ternak mereka aman dan memiliki keturunan yang banyak. saat menanam padi, para petani berharap agar padinya tumbuh dengan subur sehingga menghasilkan panen yang besar. Saat berkebun, seorang petani kebun berharap agar tanaman-tanamannya dapat berbuah banyak. Saat menjual bakso, seorang pedagang bakso berharap agar dagangannya laris terjual. Saat berdagang, seorang pedagang berharap agar dagangannya laris terjual. Saat seorang atlet berlatih dengan keras dan giat, dia berharap agar dapat meningkatkan kualitasnya agar dapat m,eraih prestasi yang lebih tinggi lagi dari hari ke hari, bulan ke bulan, bahkan tahun ke tahun. Saat berbuat baik dan menolong orang lain, kita berharap agar mendapatkan pahala dari Allah SWT dan juga mendapatkan balasan kebaikan dari orang lain. Saat beribadah, kita berharap agar Allah memberikan kita pahala dan memasukkan kita ke surge-Nya kelak. Saat seseorang sedang bekerja, dia berharap agar mendapatkan upah dari apa yang telah ia kerjakan. Saat belajar, seorang murid berharap agar ilmu yang dipelajarinya dapat dipahami dan dikuasai olehnya sehingga dia bisa berharap mendapatkan nilai yang bagus saat ujian maupun saat latihan harian. Saat mendidik, seorang guru atau dosen berharap para muridnya dapat menangkap dan menguasai apa yang diajarkannya agar kelak ilmu yang diajarkan oleh sang guru/dosen tersebut dapat berguna bagi masa depan mereka. Saat melamar suatu pekerjaan, seorang calon pekerja sudah pasti berharap agar lamarannya diterima. Saat memilih pasangan, seseorang pasti mengharapkan mendapatkan pasangan yang sesuai dengan kriteria yang dia inginkan, yang setia dan mau mendampinginya baik dalam keadaan suka ataupun dalam keadaan duka.  Saat berumah tangga, sepasang kekasih berharap rumah tangganya berlangsung aman dan tentram, menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, dan warahmah. Saat dikaruniai seorang anak, orang tua biasanya berharap kelak anaknya menjadi orang yang soleh, orang yang sukses di dunia maupun di akhirat, dan patuh terhadap mereka.  Mendapatkannya, dan masih banyak lagi contoh harapan yang ada dalam kehidupan manusia ini.

 Bila kita terus berharap dan terus berdoa yang disertai dengan usaha, InshaAllah kita akan mendapatkan apa yang kita harapkan itu. Berdoalah dengan khusyuk agar harapan kita dikabulkan oleh Allah. Berusahalah dengan giat dan dengan bersungguh-sungguh agar kita mendapatkan apa yang kita harapkan. Kadang manusia hanya bisa berharap atau hanya mengkritik, tetapi mereka tidak mampu memberikan solusi ataupun jalan keluar. Kita bisa melihat beberapa orang yang hanya berharap agar banjir di Jakarta dapat teratasi dengan baik, tetapi mereka sendiri tetap saja sering membuang sampah secara sembarangan. Kita bisa melihat beberapa politikus yang selalu berharap dan mengkritik agar Indonesia menjadi maju, padahal mereka sendiri melakukan korupsi. Kita dapat melihat beberapa orang berharap agar Jakarta dapat mengatasi kemacetan, tetapi mereka tetap saja lebih sering menggunakan kendaraan pribadi yang semakin memadati jalan tanpa menggunakan kendaraan umum. Kita juga sering melihat orang-orang yang berharap agar pemerintah meningkatkan kesejahteraan rakyat, tetapi mereka sendiri yang merusak fasilitas umum sehingga merugikan Negara. Kita juga sering melihat seorang murid yang mempunyai cita-cita untuk menggapai sukses, namun mereka tidak bekerja keras untuk mencapai harapannya. Hal-hal seperti inilah yang sesungguhnya menghambat tercapainya suatu harapan. Untuk menggapai harapan kita, marilah kita untuk terus berusaha dengan giat mencapai apa yang kita harapkan, dan berdoalah selalu agar Allah SWT mengabulkan doa dan harapan kita, karena keberhasilan harus selalu diiringi dengan doa dan usaha.


B.  Pengertian Harapan

Menurut sepengetahuan saya  harapan berasal dari kata harap yang artinya adalah keinginan agar sesuatu terjadi, dan harapan itu adalah perasaan ingin mencapai sesuatu, yang timbul dan menyebabkan manusia memiliki tujuan dalam melakukan suatu kegiatan, seperti bermain dengan harapan mendapatkan kebahagiaan, bekerja dengan harapan mendapatkan penghasilan, bersekolah dengan harapan mendapatkan ilmu yang berguna untuk kehidupannya, dan lain sebagainya, karena pada dasarnya manusia pasti memiliki harapan dalam hidupnya. Bahkan seseorang yang sudah mati pun memiliki harapan yang diwujudkan dalam wasiatnya. Seseorang yang akan meninggal pun memiliki harapan agar kelak menjadi orang yang selamat di dunia dan diakhirat. Sebuah harapan yang muncul pada seseorang biasanya berdasarkan dengan pengalaman, pengetahuan, kemampuan, dan kesukaan seseorang. Contohnya adalah seseorang yang hanya mampu membeli dan hanya bisa mengendarai motor, maka orang tersebut biasanya tidak mengharapkan akan memiliki mobil atau bahkan pesawat terbang, karena selain tidak mampu, dia juga tidak berharap karena dia merasa itu hal yang mustahil. Berhasil atau tidaknya suatu harapan itu sangat bergantung dengan usaha yang kita lakukan. Seorang murid agar bisa mendapatkan nilai yang tinggi, dia harus berusaha mendapatkan harapannya itu dengan terus berusaha dengan giat yang disertai dengan doa. Harapan juga harus dilandasi dengan kepercayaan. Dalam Islam, kepercayaan nomor satu adalah percaya terhadap Allah SWT. Untuk mendapatkan apa ytang kita harapkan, kita harus selalu yakin dan optimis bahwa Dia akan mengabulkan harapan kita dengan dilandasi oleh usaha dan doa dari kita. Sedangkan Cita-cita dan harapan itu memiliki arti yang sama, yaitu sebuah keinginan yang ingin dicapai dimasa yang akan datang.


C.  Kaitan antara  Manusia dan Harapan

Secara sederhana, kaitan antara manusia dan harapan adalah manusia tidak akan pernah lepas dari yang namanya harapan, sedangkan harapan adalah suatu tujuan manusia dalam melakukan hal apapun. Jadi, harapan itu adalah suatu keinginan yang ingin dicapai oleh manusia yang merupakan suatu motivasi atau dorongan bagfi m,anusia untuk mengejar apa yang diingininya itu. Intinya, siapa yang bersungguh-sungguh, maka dia akan berhasil. Siapapun yang ingin agar harapannya tercapai, dia harus bekerja keras untuk mewujudkannya, dan bila harapannya telah tercapai, bersyukurlah kepada Allah dan janganlah merasa sombong karena orang-orang yang sombong tidak akan pernah disukai oleh Allah SWT dan cenderung akan gagal dimasa yang akan datang. Jadilah orang yang selalu berusaha mencapai tujuan dan harapan, dan tingkatkanlah harapan kita agar kita bisa belajar menjadi lebih baik dari sebelum-sebelumnya.



E. Sebab-sebab Manusia mempunyai Harapan

Yang pertama adalah melalui dorongan kodrat, jadi manusia sudah pasti terlahir berdasarkan kodratnya masing-masing. Kodrat adalah sifat, keadaan, atau pembawaan yang secara alamiah sudah tertanam dalam diri setiap makhluk hidup saat dia pertama kali diciptakan oleh Tuhan. Misalnya adalah kemampuan manusia untuk berpikir, berjalan, berbicara, berkembang biak, sedih, gembira, dan sebagainya dimana semua itu kemampuan yang ada dalam setiap manusia pada dasarnya. Dorongan dari kodrat juga menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya saat menangis, tertawa, dan lain sebagainya. Misalnya dalam sebuah pertunjukkan drama lawak. Pelawak sudah pasti berharap agar penontonnya terhibur dan tertawa. Bila seorang pelawak gagal membuat penonton tertawa, harapan mereka pun lenyap dan justru mengundang kesedihan bagi mereka. Kodrat juga dimiliki oleh setiap mahluk hidup, dimana mereka juga membutuhkan makanan, bernapas dan sebagainya. Semua itu adalah kodrat yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT.


Yang kedua adalah harapan yang berasal dari dorongan kebutuhan hidup. Kebutuhan manusia ada dua, yaitu kebutuhan jasmani dan juga kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmani, dimana manusia harus berusaha dan bekerja dengan giat agar segala kebutuhan jasmaninya, baik itu makanan, minuman, dan juga kesehatan, bisa didapatkan dengan baik. Kebutuhan rohani juga penting, bahwa manusia pasti berharap agar kehidupannya menjadi tenang dan tentram, dan juga tidak dihantui oleh rasa bersalah. Untuk itu, jadilah seseorang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, agar mendapatkan ketenangan dalam jiwanya. Manusia juga membutuhkan yang namanya hak diakui dalam masyarakat dan hak untuk mendapatkan pendidikan dan juga hak bertempat tinggal. Hal itu semua merupakan harapan yang muncul akibat adanya dorongan kebutuhan hidup.

Yang ketiga adalah harapan yang datang dari kelangsungan hidup. Seorang bayi yang baru terlahir di dunia ini tentu berharap ahar dirawat dengan baik oleh orang tuanya agar dia kelak tumbuh menjadi dewasa dan mendapatkan keselamatan dunia maupun akhirat, karena pada dasarnya bayi yang baru lahir adalah bayi yang belum berdosa. Seseorang juga pasti membutuhkan yang namanya sandang, pangan, dan papan untuk kelangsungan hidupnya. Seseorang pasti ingin memiliki tempat tinggal dengan harapan tempagt tinggal itu aman dan nyaman. Seseorang pasti ingin mengenakan pakaian yang dapat menutupi rasa panas atau dingin dalam tubuhnya. Seseorang pasti berharap agar selalu mendapatkan makanan dan mimuman yang cukup bagi kehidupannya sehari-hari. Itu semua akan tercapai apabila manusia mau berusaha mencapainya, dengan diiringi dengan doa dan penuh kesabaran. Tingkatkanlah taraf hidup kita dengan usaha yang keras, karena setiap nasib bisa diubah asalkan manusia mau berusaha mendapatkannya.

Yang keempat adalah harapan agar mendapatkan keamanan. Seorang bayi yang baru lahir sudah pasti berharap agar mendapatkan keamanan dan perlindungan dari orang tuanya dan berharap akan terus menjaganya dan merawatnya sampai dia tumbuh besar. Seorang warga pasti berharap agar keamanan wialayah tempat tinggalnya terjamin dengan adanya aparat keamanan yang menjaga wilayah tempat tinggalnya itu. Seseorang yang ingin berwisata ke taman bermain sudah pasti berharap agar wahana-wahana yang dinaiki dan dikunjunginya merupakan wahana yang terjamin keamanan dan keselamatannya. Hal-hal seperti ini adalah bukti bahwa rasa aman adalah salah satu pendorong muculnya harapan.

Yang kelima adalah hak dan kewajiban dicintai dan mencintai. Seseorang biasanya selalu menjaga dan mencintai keluarganya dengan harapan agar dia juga dicintai oleh keluarganya. Seorang suami dan istri sudah pasti berharap dapat menjalankan peran dan kewajibannya masing-masing, agar kehidupan rumah tangga berjalan tertib dan teratur, dan seseorang sudah pasti berhak mendapatkan hak nya, seperti hak unbtuk hidup, berkeluarga, mengemukakan pendapat, dan sebagainya. Semua itu adalah suatu perwujudan bahwa hak dan kewajiban juga memengaruhi sebuah harapan pada diri setiap manusia.

Yang keenam adalah harapan yang timbul akibat dari status. Manusia biasanya sangat membutuhkan yang namanya status, seperti status anak kandung, status sebagai murid, status sebagai guru, status sebagai pegawai, status sebagai manajer, dan sebagainya dimana mereka biasanya berharap agar kehadirannya diakui oleh masyarakat. Hal ini mencerminkan bahwa status juga salah satu pendorong bagi manusia untuk memiliki harapan yang tinggi.

Yang terakhir adalah harapan yang timbul berdasarkan cita-cita. Biasanya cita-cita juga merupakan suatu harapan, dimana seseorang memiliki suatu keinginan dan mendalami suatu bidang tertentu, sehingga menjadi ahli dalam bidang tersebut dan disinilah biasanya cita-cita tercapai. Dengan diiringi dengan tekad yang kuat, kerja keras dan doa, InshaAllah kita akan mendapatkan apa yang kita cita-citakan.


  


F. Kepercayaan dan Usaha Meningkatkannya

            Kepercayaan itu berasal dari kata percaya, yaitu meyakini akan adanya suatiu kebenaran. Dalam Islam, kepercayaan yang paling utama adalah kepercayaan terhadap adanya Allah SWT, beriman kepada para Malaikat, beriman kepada Kitab-kitab Allah, beriman kepada Rasul-rasul Allah, beriman kepada hari akhir dan juga Qada dan Qadar. Semua itu adalah hal yang harus diyakini kebenarannya oleh seluruh umat muslim agar mereka tidak tersesat di dunia dan di akhirat. Kepercayaan disini sangatlah penting bagi kita dalam mencapai suatu harapan. Sebuah kepercayaan akan memunculkan sebuah motivasi yang tinggi agar kita terus meningkatkan kualitas kehidupan kita, terus berdoa kepada-Nya agar harapannnya tercapai dan terus berharap agar derajatnya meningkat dihadapan Allah SWT. Kita harus meyakini bahwa semua usaha dan upaya yang kita lakukan semuanya memiliki hikmah, dan saat harapan gagal dicapai, teruslah berusaha dan yakinlah bahwa Allah akan selalu memberikan jalan yang terbaik bagi setiap mahkluknya.
           
            Dalam usaha kita meningkatkan kepercayaan, selain yang utama adalah kepercayaan kita terhadap segala kehendak Allah, kita harus memulainya dari diri sendiri dimana kita harus percaya diri dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan. Dengan percaya terhadap diri sendiri, seseorang akan mendapatkan motivasi ekstra agar harapannnya tercapai dengan baik. Berikutnya adalah kepercayaan terhadap orang lain. Kita harus percaya kepada orang lain karena pada dasarnya manusia adalah mahkluk yang tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya bantuan dari orang lain. Karena itu kita harus saling mempercayai dan berusaha mencapai harapan bersama-sama. Yang berikutnya adalah kepercayaan kita pada pemerintah. Siapapun pemimpin bangsa kita yang mempunyai tujuan untuk kita, kita harus mendukung dan menjalankan segala programnya karena mereka bekerja juga demi kita semua, dan yakinlah bahwa kita dapat menjaga keutuhan bangsa dan Negara dengan sekuat tenaga.

Bottom of Form

Daftar Pustaka

Muchji, Ahmad dan Nugroho, Widyo.Digital Books//Ilmu Budaya Dasar. Universitas Gunadarma. Jakarta: 1996




Minggu, 12 Oktober 2014

Tugas Ilmu Budaya Dasar 3: Manusia dan Penderitaan

TUGAS ILMU BUDAYA DASAR
Fakultas Ekonomi


                                             



MUHAMAD INSAN BINTANG
26214954
1EB15
MANUSIA & PENDERITAAN




DAFTAR ISI
Manusia Dan Penderitaan…………….…………………………………      3
Pengertian Manusia………………………………………………………     3
Pengertian Penderitaan…………………………………………………..     4
Kaitan antara Manusia dan Penderitaan…………………………………     7
Pengertian dan Jenis  Siksaan…………………………………………...      8         
Kesimpulan………………………………………………………………    10
Daftar Pustaka……………………………………………………………    11








Manusia dan Penderitaan
     Menurut pengetahuan saya,  manusia dan penderitaan sudah merupakan hal yang wajar terjadi didalam kehidupan. Penderitaan sudah pasti terjadi karena pada dasarnya manusia selalu akan menghadapi kesenangan ataupun penderitaan dalam hidupnya karena ini adalah salah satu resiko dari hidup. Berikut akan dijelaskan pengertian manusia dan juga pengertian dari penderitaan.


A.  Pengertian Manusia

Seperti tugas-tugas yang sebelumnya, setahu saya dalam islam, manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan YME yang sengaja diciptakan untuk menjadi seorang khalifah atau pemimpin di muka bumi. Manusia ditugaskan untuk mengelola bumi ini dengan sebaik-baiknya, menjaga kelestarian alam sekaligus memeliharanya dari kerusakan, dimana mereka juga harus saling bersosialisasi dan bekerja sama dengan manusia lainnya untuk saling bergotong royong memelihara kelestarian alam, karena pada dasarnya manusia adalah mahkluk yang tidak dapat berdiri sendiri tanpa bekerja sama dengan manusia lainnya. Didalam perjuangan mereka dalam mengelola bumi ini, manusia pasti akan selalu bertemu dengan yang namanya penderitaan dan kesenangan. Penderitaan biasanya adalah langkah awal untuk mencapai sebuah kesenangan dan juga kesejahteraan dalam hidup.  Ingatlah bagaimana perjuangan nenek moyang kita, Nabi Adam AS dan Siti Hawa, saat mereka pertama kali diturunkan ke dalam Bumi ini. Pada saat itu, mereka terpisah dengan sangat jauh. Sama-sama turun dibumi namun mereka tidak mengetahui dimanakah letak pasangan mereka itu. Setelah sekian lama mengalami penderitaan dalam mempertahankan hidup di bumi yang masih belum terjamah sama sekali oleh manusia, akhirmya mereka saling bertemu di tempat yang bernama Arafah. Pada akhirnya penderitaan dan perjuangan panjang mereka untuk saling mencari satu sama lainnya terobati sudah dengan pertemuan mereka. Hal ini juga sangat menggambarkan kehidupan manusia pada dewasa ini. Bila ingin meraih kesuksesan, kebahagiaan, dan kesenangan, manusia harus berusaha terlebih dahulu untuk mendapatkannya. Terkadang, dalam usaha untuk mendapatkannya, manusia harus melalui berbagai perjuangan dan penderitaan.

 Bila semua perjuangan dan penderitaan itu bisa kita jalani dengan sabar dan tekun, tentu saja kita akan mendapatkan hasil dari jerih payah kita itu. Ibarat pepatah “Berakit-rakit kehulu, berenang-renang ketepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.” Artinya, hidup itu penuh dengan perjuangan. Untuk bisa mendapatkan tujuan kita, kita harus tahu bagaimana cara untuk mencapai hal itu, berusaha dengan sungguh-sungguh disertai dengan doa, dan berkorban baik itu tenaga, pikiran ataupun waktu, sehingga kita bisa mendapatkannya. Ingatlah bahwa kita harus selalu berjuang dengan pantang menyerah. Ingatlah bila kita sedang berusaha, penderitaan itu hanyalah awal dari keberhasilan. Man jadda wa jadda, siapa yang besungguh-sungguh, maka akan berhasil. Jadi, perjuangkanlah kesuksesanmu walaupun engkau harus menhadapi jalan yang sukar, karena penderitaan terkadang hanyalah ujian dari Tuhan YME untuk melihat kesungguhan kita dalam berjuang mendapatkan Rahmat-Nya.



B.  Pengertian Penderitaan

Menurut pengetahuan saya, penderitaan adalah segala hal yang terasa berat dan tidak menyenangkan yang kita rasakan dalam menempuh kehidupan di dunia ini, baik penderitaan lahir ataupun penderitaan bathin. Penderitaan dapat muncul kapan saja baik saat kita sedang berjuang meraih kesuksesan, saat sedang mengalami musibah, saat sedang mengalami konflik dengan orang yang kita cintai, dan juga saat kita sedang melakukan kesalahan terhadap orang lain, diri sendiri atau bahkan kesalahan yang menyebabkan kita berdosa terhadap Tuhan YME. Segala penderitaan yang kita alami tidak boleh dirasakan terlalu berlebihan dan berlarut-larut. Sebaiknya, bila kita sedang mengalami penderitaan, kita harus segera melupakan penderitaan itu. Terkadang kita dapat belajar dari penderitaan yang kita alami. Sebagai contoh, seseorang yang sedang berkendara tiba-tiba saja motornya mati. Misalnya pada saat itu terjadi pada malam hari dan hampir semua bengkel tutup, namun didalam hatinya dia tetap optimis bahwa masih ada bengkel yang buka pada malam itu. Dia terus mendorong motornya walau harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk bisa mencapai bengkel yang pertama. Sesampainya di bengkel yang pertama, ternyata bengkelnya tutup. Lalu, dia melanjutkan mendorong motornya sampai menemukan bengkel lain. Akhirnya setelah lama mendorong, dia menemukan bengkel yang kedua, ternyata tutup juga. Begitupun bengkel yang ke tiga. Walau cukup frustasi dan lelah karena sudah mendorong motornya sampai jauh, didalam hatinya dia tetap teguh pada pendiriannya untuk melanjutkan perjuangannya mencari bengkel yang masih buka dan pada akhirnya kegigihannya dalam mencari bengkel yang masih buka membuahkan hasil. Terdapat sebuah bengkel yang masih buka. Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata busi motornya sudah rusak dan harus diganti. Dari pengalamannya, dia akhirnya dapat memetik sebuah pelajaran berharga dimana dia tidak boleh lagi telat dalam mengganti busi dan lebih rajin melakukan pemeriksaan terhadap kendaraannya agar penderitaan yang sama tidak terjadi lagi.

Dari ilustrasi tersebut, dapat dimengerti bahwa penderitaan terkadang membuat kita mendapatkan pelajaran yang berharga. Jangan pernh menyerah hanya karena menderita. Bila kita berhasil melalui berbagai penderitaan kita dengan usaha yang sungguh-sungguh, kita pasti bakal memetik manfaatnya baik untuk saat ini maupun manfaat untuk yang akan datang. Dalam menghadapi penderitaan, seorang manusia harus memiliki Iman yang kuat agar tidak tergoda untuk menjerumuskan dirinya kepada hal-hal negatif akibat tidak tahan terhadap penderitaannya, seperti bunuh diri, melampiaskan penderitaan dengan menggunakan Narkotika, melakukan pencurian, penculikan, atau bahkan pembunuhan. Bunuh diri merupakan salah satu cara seseorang menempuh jalan pintas untuk keluar dari permasalahannya di dunia ini. Tindakan ini sangat tidak benar karena agama manapun melarang kita untuk melakukan bunuh diri. Bunuh diri tidak akan pernah menyelesaikan masalah, tetapi menjerumuskannya pada masalah baru di akhirat kelak karena Allah SWT tidak akan pernah mengampuni orang-orang yang berputus asa dijalannya yang melakukan bunuh diri. Begitupun pada orang-orang yang melampiaskan penderitaannya dengan menggunakan narkotika. Padahal, narkotika hanya akan memberikan kesenangan yang sesaat, dimana masalah yang dihadapinya tidak akan selesai dan justru menambah masalah baru, seperti tubuhnya yang mengalami ketergantungan pada zat tersebut dan akhirnya hancur, dan juga terperangkap  masalah lain seperti tertangkap oleh pihak yang berwajib dan dijebloskan dalam dipenjara. Jadi bukannya menyelesaikan masalah tanpa masalah, justru menambah masalah dengan masalah. Begitu juga dengan orang-orang yang memilih jalan pintas atas penderitaan mereka dengan cara mencuri, membunuh, dan sebagainya. Dalam kasus pencurian, misalnya. Seseorang berani merampok barang milik orang lain hanya untuk mendapatkan harta yang hanya sesaat. Ingatlah, itu hanyalah harta yang sesaat karena harta itu tidak akan mendapatkan berkah dari Allah SWT dan hanya akan merugikan diri sendiri dan juga orang lain. Akibatnya, bisa saja dia dihakimi oleh masyarakat setempat, dipenjara, atau bila mereka lolos sampai akhir hayatnya, di akhirat kelak dia akan tetap mendapatkan siksa yang pedih dari Allah SWT. Melakukan pembunuhan, misalnya. Seseorang membunuh penagih hutang karena khawatir terus dikejar-kejar oleh hutangnya.

Orang yang melakukan hal-hal tersebut pikirannya sangatlah pendek dan bodoh, karena mereka tentu akan tahu bahwa kasus pembunuhan ini pasti cepat lambat akan ketahuan, dan bila ketahuan selain didenda atas utangnya, dia akan masuk dalam penjara atau bahkan dihukum mati. Di akhirat kelak pun mereka akan mendapatkan siksaan yang pedih. Jadi bukannya mengatasi masalah dengan pikiran yang jernih, justru mereka hanyalah menjerumuskan diri mereka sendiri dengan menambah masalah yang baru. Ingatlah bahwa semua agama melarang untuk melakukan pencurian maupun pembunuhan. Karena itu, perkuatlah Iman kalian menurut agama dan kepercayaan masing-masing, berusahalah dengan sebaik-baiknya, janganlah menyerah dengan segala penderitaan yang kalian alami, atasilah penderitaan kalian, berdoalah, dan perjuangkanlah apapun cita-cita kalian agar kelak kita akan mendapatkan hasil dari jerih payah kita tersebut dikemudian hari.




C.  Kaitan antara  Manusia dan Penderitaan

Secara sederhana, kaitan antara manusia dan penderitaan adalah manusia tidak akan pernah lepas dari penderitaan karena penderitaan adalah proses awal untuk memperoleh suatu hal, baik itu memperoleh pengetahuan, memperoleh pekerjaan, memperoleh penghasilan, memperoleh pasangan hidup, dan lain sebagainya.  Seorang Ibu yang melahirkan anaknya tentu akan mengalami penderitaan dalam menahan rasa sakit sampai anaknya lahir di dunia ini. Seorang pelajar pasti akan merasakan proses yang melelahkan dan membuat menderita dalam proses belajar, seperti mendapatkan nilai yang jelek atau bahkan sampai tidak naik kelas, sampai pada akhirnya bila dia terus berjuang, dia akan memahami apa yang telah dipelajarinya. Seseorang harus mengalami berbagai penderitaan sampai akhirnya mendapatkan pekerjaan yang diinginkannya, seperti terus belajar mempersiapkan tes interview, lamaran ditolak, dan lain sebagainya sampai pada akhirnya dia akan mendapatkan pekerjaan itu bila terus mencoba dan berjuang secara sungguh-sungguh.  Begitu juga dalam memperjuangkan pasangan hidup. Tentu kita harus mencarinya terlebih dahulu, mengenalnya, sampai proses lebih jauh seperti siap untuk menafkahinya kelak. Semua itu butuh akan adanya perjuangan, dan perjuangan tidak akan pernah lepas dari yang namanya penderitaan. Maka  dari itu, manusia tidak akan pernah lepas dari yang namanya penderitaan, dan penderitaan adalah proses awal yang dihadapi manusia dalam memperjuangkan suatu hal, sampai pada akhirnya dia mendapatkan apa yang telah diperjuangkannya. Jadi, janganlah menyerah atas berbagai penderitaan yang kalian alami, karena pada dasarnya penderitaan adalah proses awal untuk mencapai sebuah keberhasilan.








E. Pengertian dan Jenis Siksaan
Siksaan dapat diartikan sebagai sebuah tindakan yang dapat membuat orang merasakan penderitaan dan merasakan efek jera, dimana siksaan dapat dibagi menjadi siksaan terhadap fisik atau jasmani, dan bisa juga diartikan sebagai siksaan terhadap rohani, yaitu psikologis dan batin. Seseorang akan merasakan siksaan biasanya pada saat dia melakukan perbuatan yang menyimpang. Siksaan bisa datang dari orang lain, sampai datang dari Tuhan YME. Siksaan yang datang dari orang lain, misalnya saat ada seseorang yang melakukan tindakan pencurian. Bila tertangkap basah, biasanya masyarakat sekitar akan menghukum pelaku dengan hukum rajam seperti dipukuli sampai babak belur bila pihak berwajib seperti polisi belum hadir. Bila seseorang  melakukannya di daerah Arab Saudi, tentu dia akan mendapatkan hukuman berupa hukum kisos, yaitu membalas perbuatannya setimpal dengan yang dilakukannya. Biasanya seseorang yang melakukan pencurian di daerah ini akan mendapatkan hukuman berupa pemotongan terhadap tangannya.

 Sedangkan di Indonesia biasanya pelaku tindakan pencurian akan mendapatkan hukuman siksaan berupa hukuman penjara, yang diharapkan akan membuat pelaku menjadi jera dalam melakukan perbuatan tersebut. Contoh lain adalah saat seseorang melakukan  perzinahan. Biasanya,dalam Islam  bila orang tersebut sudah menikah akan mendapatkan hukuman siksaan berupa dilempari batu sampai dia meninggal dunia. Contoh lainnya lagi adalah saat seseorang melakukan pembunuhan ataupun perbuatan korupsi. Kita dapat melihat dikehidupan nyata bahwa para pelaku korupsi akan dijatuhi berbagai hukuman, baik hukuman penjara atau bahkan disita hartanya atau dimiskinkan agar mereka menjadi jera. Dan bagi pelaku pembunuhan, biasanya mereka akan mendapat hukuman siksa berupa penjara seumur hidup atau bahkan hukuman mati.






Contoh penyiksaan terhadap psikologis atau jiwa, misalnya seseorang melakukan penyimpangan sosial seperti melakukan usaha secara ilegal seperti pekerja seks komersial. Mayoritas dari mereka tidak akan mendapatkan tempat didalam masyarakat karena mayoritas masyarakat menganggap mereka sebagai orang yang sangat rendah akhlaknya. Mungkin saja dalam suatu masyarakat, para pelaku penyimpangan seperti para psk ini akan dikucilkan oleh masyarakat, dan mereka akan diasingkan oleh masyarakat sehingga mereka akan mendapatkan siksaan batin berupa pengucilan dari masyarakat. Dari contoh-contoh diatas, kita dapat melihat bahwa siksaan ditujukan agar dapat memberikan efek jera bagi para pelaku penyimpangan. Siksaan ini juga dapat membawa efek yang negatif misalnya orang yang diasingkan akan merasakan kesepian dan ketakutan yang luar biasa sampai pada akhirnya dia akan melakukan bunuh diri. Memang, siksaan yang bersifat psikis itu ada dampak positif dan negatifnya. Positifnya, bila hukuman itu dapat membuat seseorang merasa jera dan akhirnya kapok agar tidak melakukannya lagi karena dia merasa kesepian, karena pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri. Dampak negatifnya, siksaan terhadap psikologis bisa saja membuat seseorang menderita gangguan jiwa dan dapat membuat dia melakukan tindakan kriminal lain yang lebih berbahaya.

Siksa lain yang akan datang kelak adalah siksa dari Tuhan YME, yaitu Allah SWT. Di dalam Al-Qur’an, Allah SWT telah menjanjikan azab yang pedih bagi para pelaku dosa seperti orang-orang yang telah melakukan pembunuhan, pencurian, perzinahan, kemaksiatan, dan sebagainya. Azab itu tidak lain adalah azab berupa siksa kubur, siksa padang Mansyar, dan pada akhirnya adalah siksa api neraka. Bukan Allah yang menganiaya para pelaku dosa, tetapi mereka sendirilah yang menganiaya diri mereka sendiri dengan dosa-dosa yang telah mereka lakukan sendiri. Sebagai seorang yang beriman, kita harus menghindari berbagai perbuatan yang dapat menjerumuskan kita kedalam dosa. Karena bukan hanya akan mendapatkan hukuman di dunia, tetapi juga akan mendapatkan siksaan berat dari Allah SWT di akhirat kelak. Karena itu, lindungilah diri sendiri dengan kekuatan Iman agar kita tidak melakukan hal-hal yang membuat kita akan mendapatkan hukuman ataupun siksaan, baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Kesimpulan

Manusia pada dasarnya tidak akan pernah lepas dari penderitaan. Dalam prosesnya untuk mendapatkan suatu hal, manusia pasti akan menemui berbagai kesulitan dan penderitaan. Pada dasarnya manusia pasti akan menemui kegagalan dalam proses untuk berhasil. Yang perlu dibangun adalah kekuatan mental dan iman, karena bila kedua hal tersebut sudah tertanam dalam diri setiap manusia, sudah pasti kita tidak akan pernah menyerah dalam mengatasi berbagai kesulitan dan penderitaan sehingga kita akan selalu bangkit saat menemui kegagalan. Jangan pernah mengeluh saat kita menemui kesulitan, karena Allah SWT tidak pernah memberikan cobaan diluar batas kemampuan kita. Bila kita sedang mendapatkan cobaan berupa kesulitan dan penderitaan, yakinlah bahwa kita hanya sedang diuji oleh Tuhan untuk meningkatkan kualitas Iman kita terhadap-Nya, dan yakinlah bahwa bila terus berusaha dengan pantang menyerah, kita bisa mengatasi penderitaan kita dan pada akhirnya kita akan mendapatkan hasil dari jerih payah kita. Intinya, jangan pernah menyerah saat sedang menderita, dan yakinlah bahwa penderitaan yang kita hadapi hanyalah awal dari jalan keberhasilan. Jadilah seorang manusia yang pantang menyerah, selalu berdoa dan bersungguh-sungguh terhadap hal yang kita jalani. Maka niscaya kita akan meraih kesuksesan dimasa yang akan datang.





Bottom of Form

Daftar Pustaka

Muchji, Ahmad dan Nugroho, Widyo.Digital Books//Ilmu Budaya Dasar. Universitas Gunadarma. Jakarta: 1996