Roda Kehidupanku
Assalamualaikum Wr Wb. Selamat
datang dalam kisah Perjalanan Hidupku!!. Mula-mula saya akan memperkenalkan
diri. Nama lengkap saya adalah Muhamad Insan Bintang. Nama panggilan saya
Bintang, tapi sejak kuliah saya lebih akrab dipanggil Insan. Saya adalah anak
ketiga dari tiga bersaudara, bisa juga dibilang anak bontot, atau anak ragil (terserah).
Kakak pertama saya adalah anak laki-laki, sedangkan kakak kedua saya adalah
anak perempuan. Ibu saya berasal dari Bengkulu, sedangkan Ayah saya berasal
dari Lampung. Saya sediri lahir di Jakarta, kalau sekarang sudah masuk wilayah
Depok, lebih tepatnya saya lahir di Rumah Sakit Tugu Ibu. Kakak-kakak saya juga
lahir di rumah sakit ini (bukan promosi loh, info aja…. hahaha). Saya lahir
pada tanggal 16 April 1996, hari Selasa. Hobi saya adalah membaca buku, tapi
sebagian besar buku komik. Entah itu kungfu Boy, Samurai x, Dragon Ball z.
Selain membaca, hobi saya adalah mendengarkan musik, dan musik favorit saya
adalah Linkin Park. Saya memiliki semua lagu pada album utama Linkin Park,
dimulai dari album Hybrid Theory, Meteora, Minutes to Midnihgt, A Thaosand
Suns, Living Things, sampai album terbarunya The Hunting Party. Saya menyukai
music bergenre rock. Selain itu, saya juga hobi menonton film, dan olahraga
favorit saya adalah lari pagi dan push up.
Film favorit saya, adalah film fiksi, contohnya adalah Jurassic Park
1,2,3, Godzilla, Rurouni Kenshin 1,2, ada pula film action seperti The Raid
1,2. Itulah segaris besar mengenai saya. Setelah memperkenalkan diri, mari kita
masuk kedalam kisah kehidupan saya. Selamat menikmati.
Cerita saya berawal saat
saya baru akan lahir di dunia ini. Pada suatu ketika ibu saya berkata kepadak
kakak perempuan saya “dek, mamah akan ngasih kamu hadiah istimewa.” Setelah
itu, kakak perempuan saya bertanya “hadiah istimewa apa mah?” Saat kakak saya
bertanya mengenai hadiah istimewa itu, ibu saya menjawab “mamah akan ngasih
kamu hadiah boneka yang bisa bicara, bisa bergerak, bisa melakukan hal apapun
seperti kita.” Lalu kakak saya menjadi sangat gembira karena akan diberikan
boneka yang sehebat itu, saat itu kakak saya baru berumur 5 tahun. Masih sangat
polos. Saat kakak saya bertanya kepada Ibu saya “dimana mah kita belinya? Kapan
mah?” lalu Ibu saya menjawab “ini nak masih ada didalam perut mamah.” Lalu
kakak saya menjadi semakin gembira karena maksud dari perkataan Ibu saya adalah
dia akan dikaruniai seorang adik. Pada hari Selasa, tanggal 16 April 1996,
dirumah sakit tugu ibu di kamar melati. Saya lahir secara normal. Bayi itu
sangat lucu, warna kulitnya putih kemerah-merahan. Bibirnya sedikit lebar
seperti badut (menurut saya saat pertama lihat foto saya sewaktu masih bayi).
Pada saat itu keluarga saya diliputi oleh perasaan gembira dan lega, karena
sang bayi bisa lahir dengan selamat dan juga lahir dengan sehat walafiat. Saat
saya baru lahir, suara Adzan dikumandangkan di kuping saya oleh Ayah saya, dan
kemudian saya diberikan nama Muhamad Insan Bintang, sesuai dengan saran dari
kakek dan orang tua saya sendiri. Inilah hari yang sangat bersejarah dalam
kehidupan saya karena pada hari itulah saya baru memulai kehidupan dan
petualangan di Dunia ini. Saya pun sangat menyayangi dan sangat sangat
menghormati kedua orang tua saya yang telah berjuang demi kelahiran saya di
Dunia ini.
Sewaktu saya masih bayi,
katanya saya sangat suka yang namanya digendong. Kalau sedang berhenti
digendong, biasanya saya akan marah dan akan minta terus digendong. Biasanya
yang menggendong saya adalah Ibu saya, Abang saya, atau Kakak perempuan saya.
Malamnya baru saya digendong oleh Ayah saya. Tetapi, saat saya digendong oleh
Ayah saya, saya lebih sering menangis ketakutan, saya tidak tahu kenapa bisa
seperti itu. Mungkin karena wibawa Ayah saya yang terlalu besar sehingga saya
seperti takut padanya. Kehidupan saya sewaktu saya bayi tidak banyak yang saya
ingat, tetapi saya hanya akan menceritakan apa yang telah diceritakan oleh
keluarga saya sewaktu saya masih bayi dulu. Katanya sewaktu bayi dulu, saya
sangat senang memegang dan menggenggam benda-benda yang bentuknya bulat. Entah
itu tutup gelas, bola atau apapun. Saya juga tidak tahu apa enaknya dan apa
maksudnya saya melakukan hal itu, tapi itulah yang dikatakan keluargaku.
Katanya dulu aku sangat lucu. Menggemaskan dan membuat orang-orang yang bertemu
saya menjadi ingin menggendong dan menciumi saya. Kulit saya sewaktu masih bayi
putih kemerah-merahan, seperti udang rebus. Waktu itu juga saya sangat suka
yang namanya ngedot, bahkan sampai saya lulus Taman Kanak-Kanak pun saya masih
suka yang namanya ngedot, sebelum berhenti saat saya duduk di kelas satu SD.
Masa saya sewaktu saya masih Bayi tidak dapat terlalu banyak saya ceritakan,
karena cuma segitu yang saya tahu dan yang saya ingat.
Saat saya kira-kira masih
Balita, saya sangat hobi bermain. Saya sangat suka bermain mobil-mobilan
bersama tetangga depan rumah saya yang seumuran, namanya Fahmi. Saya dan Fahmi
sering bermain mobil-mobilan bersama-sama. Hamper setiap hari kami bermain
mobil-mobilan bersama-sama, dan setiap mau bermain kami membayangkan
seolah-olah akan pergi jauh sambil konvoi bersama-sama. Mobil-mobilan
kesayangan saya dulu adalah mobil-mobilan mini cooper milik tokoh Mr. Bean,
karena sejak kecil saya sering menonton film Mr. Bean. Saya juga pernah
dimarahi oleh Ayah saya karena saya pernah membiarkan salah satu mainan saya
terlindas mobil Ayah saya saat Ayah saya memundurkan mobilnya. Saat itu saya
berkata kepada Fahmi “Fahmi, kita lihat yuk peragaan adegan episode enam Mr.
Bean, waktu mobil Mr. Bean dilindes sama Tank.” Fahmi menjawab “bagaimana cara
meragainnya tang?”, lalu saya menjawab “kan bentar lagi papah gua mau keluar
mobilnya, kita taro aja mobil-mobilan plastik dibelakangnya pas mundur, biar
kelindes kayak mobil Mr. Bean.” Lalu Fahmi menjawab “ide bagus itu. Ayuk kita
coba.” Tidak lama setelah mobil itu terlindas oleh mobil Ayah saya, Ayah saya
merasakan ada yang terlindas dibelakang maka Ayah saya turun. Setelah tahu
bahwa saya yang sengaja menaruh mainan itu disana untuk meragain adegan Mr.
Bean, Ayah saya memarahi saya dan menasehati saya agar saya tidak lagi
melakukan hal itu. Saat itu saya dan keluarga saya masih tinggal di rumah di
jalan bintang satu. Daerah disana sangat tenang untuk bermain karena disana
jarang mobil atau motor yang lewat, jadi saya dan teman-teman saya bisa leluasa
bermain sesuka hati. Dulu permainan yang
saya sangat sering mainkan bersama teman-teman saya adalah permainan petak
umpet. Sudah sangat sering saya dan teman-teman saya bermain petak umpet.
Terkadang saat sedang berlarian kesana kemari, ada saja yang terjatuh dan
kakinya terluka dan saya pun cukup sering terluka kakinya sehabis saya bermain.
Lalu biasanya kaki saya diobati oleh asisten rumah
tangga keluarga saya, namanya empok Sati. Empok Sati lah yang mengurusi saya
dan kakak-kakak saya saat orang tua saya sedang sibuk bekerja. Empok Sati ini
orangnya sangat sabar, sangat berbeda dengan asisten rumah tangga yang
sebelumnya, yang sudah dipulangkan, yang biasa dipanggil Mbok Madura. Mbok
Madura ini orangnya sangat jutek, dan sangat menyebalkan, dan pernah juga
bertengkar hebat dengan kakak perempuan saya yang cukup galak, sampai Mbok itu
menangis. Saya tidak tahu apa masalahnya, tapi yang jelas Kakak saya bertengkar
dengannya karena si Mbok itu sangat menyebalkan. Setelah beberapa bulan dan
ternyata sang Mbok dirasa tidak cocok mengurusi saya dan kakak-kakak saya, maka
Mbok Madura tersebut diberhentikan dan diganti oleh empok Sati. Seperti yang
sudah saya bilang tadi, empok Sati ini orangnya sangat sabar, sangat sabar
menhadapi kenakalan masa kecil saya dan kakak-kakak saya. Pernah juga saat
Abang saya sedang dipakaikan baju oleh empok Sati, entah karena merasa
kesempitan atau kenapa, empok Sati ini disemprot dengan menggunakan parfum oleh
abang saya, dan kemudian empok itu menangis. Pernah juga saya tidak menurut
kepadanya, menakalinya, tetapi dia tetap sabar menghadapi kenakalan kami. Saya
berpikir itu luar biasa, bisa bersabar mengahadapi dan mengurusi tiga kakak
beradik sekaligus dan bahkan sedang nakal-nakalnya. Ketika sore hari tiba,
biasanya saya dan empok Sati jalan-jalan sambil memberi makan monyet tetangga.
Terkadang saat saya sedang susah makan, saya juga sekalian disuapi saat
jalan-jalan sore tersebut.
Pada saat itu saya sangat menyukai makanan yang
sifatnya lembek-lembek. Misalnya saya akan diberi makan nasi, maka nasi itu
harus dilunakkan terlebih dahulu, dipenyet-pentet sampai menyerupai bubur,
barulah saya mau memakannya. Repot memang, tapi yah itulah saya sewaktu masih
kecil. Terkadang bahkan nasi beserta lauknya harus diblender terlebih dahulu,
habis diblender, disaring! Saya yang saat ini pun berpikir, apa enaknya makan
seperti itu. Anak yang cukup aneh. Saat itu pun saya masih suka minum susu
menggunakan dot. Kalau tidak pakai dot, biasanya saya tidak akan mau meminumnya.
Saya sangat menikmati masa-masa kecil saya dengan bermain dan mendapatkan
pengalaman-pengalaman yang bisa dikenang dengan baik. Saya dulu merupakan anak
yang nakal dan kasar. Pada suatu ketika, saya sedang bermain kelereng dengan
teman saya Fahmi dan Kiki. Saat itu Fahmi mengatakan bahwa saya bermain curang
dan tidak semestinya menang. Lalu saya tidak terima dengan ucapannya tersebut
dan kemudian mendorongnya sampai dia tersungkur jatuh. Saat dia sudah menangis,
saya kabur secepat-cepatnya dan masuk kerumah. Saat saya sudah dirumah,
ternyata Fahmi mengadukan kejadian itu kepada Ibunya dan Ibunya datang
menghampiri rumah saya dan seperti yang saya duga sebelumnya, Ibunya pun
memarahi saya dan saya pun berakting dan menangis agar si Ibu Fahmi iba, dan kali
ini cukup sukses karena akhirnya Ibu Fahmi berhenti memarahi saya. Pernah juga
saat saya sedang menonton acara Teletubbies di televisi, saya dan Fahmi
berdebat mengenai rumput yang ada dalam halaman rumah Teletubbies. Saya
bersikeras dengan pendapat saya bahwa itu adalah rumput asli, sedangkan Fahmi
bersikeras pula bahwa itu adalah karpet, bukan rumput sungguhan. Kemudian saya
pun marah dan memukuli Fahmi, dan kemudian Fahmi pun pulang dan menangis.
Lagi-lagi, Ibunya datang dan kali ini saya pun berakting dengan ikut menangis,
tetapi saat itu saya tetap saja kena marah. Akting saya untuk menagis pun
percuma saja saya lakukan. Dulu saya memang benar-benar nakal. Hobi berantem,
suka meludahi orang, dan suka menjahili orang lain. Pernah suatu ketika teman-teman
Abang saya main kerumah. ketika mereka sedang asyik bermain, saya mengencingi
sandal-sendal mereka. Saat mereka sudah mau pulang, mereka pun merasa jijik
karena sandal mereka sudah saya kencingi. Pernah juga saat Abang saya sedang
bermain game tembak-tembakan di playstation, entah apa yang saya pikirkan, saya
meniru adegan tembak tembakan itu dengan menggunakan mulut saya dan meludahi
seluruh tempat yang saya lewati! Anehnya, bukannya menghentikan kelakuan saya,
abang dan kakak saya justru menghindar dan ketakutan, naik ke atas sofa untuk
berlindung dari ludahan saya. Kalau saya mengingat hal itu, saya jadi berpikir
betapa anehnya saya dulu. Pernah juga saat Abang saya sedang bermain
playstation sambil duduk di kursi plastic berwarna merah, saya sedang berpikir
tentang smackdown. Kemudian, dari atas sofa, yang terletak tidak jauh dari
tempat abang saya bermain, saya melompat dan terjun kearah abang saya.
Gubraaaaakkk!!!!... bangku merah plastic itu pun hancur dan Abang saya
kesakitan. Sehabis itu saya panik karena telah menyebabkan kursi merah itu
rusak. Saya tidak dimarahi oleh kakak dan abang saya, karena mereka takut
kepada sifat saya dulu yang suka emosian. Bodohnya, saya justru menyembunyikan
kursi yang rusak itu disebelah sofa, yang mudah untuk ditemukan. Tidak lama
setelah orang tua saya pulang, kebetulan mereka pulang bersamaan, kursi merah
itu pun ditemukan dengan mudah dan saya pun dimarahi akibat kenakalan saya
tersebut.
Saya juga suka menjahili kakak perempuan saya. Saat
kakak saya sedang mandi sore hari, pintu kamar mandinya tidak ditutup karena
takut dan saya pun mulai beraksi. Saya menirukan suara hantu sambil melayang
layangkan handuk putih kedepan kamar mandi yang terbuka itu. Seketika kakak
saya langsung berteriak dan berlari ketakutan keluar dari kamar mandi. Karena
saya waktu itu masih polos, saya juga jadi ikut lari dan ketakutan mengikuti
kakak saya. Sehabis itu saya dimarahi oleh Ayah saya dan dilarang untuk
mengulangi lagi perbuatan saya itu. Pernah juga suatu hari, saya dipanggil oleh
Fahmi dari luar pagar saya. Kemudian saya langsung berlari keluar dari dalam
rumah menuju ke pintu gerbang, pada saat itu rumah saya modelnya adalah
turunan. Karena berlari dan tidak berhati-hati, saya pun terjatuh dan kemudian
Fahmi pun tertawa melihat saya terjatuh. Saya pun ikut tertawa. Tidak lama
setelah saya tertawa, tiba-tiba saja saya menangis! dan itu sangat aneh. Dari
tertawa, menjadi menangis. Pernah juga saya mengalami kejadian yang cukup
konyol. Pada saat itu saya sedang melihat-lihat keluar melalui sela-sela pagar.
Saat saya sudah selesai melihat keluar, kaki saya terjepit dan tidak bisa
keluar dari sela-sela pagar tersebut! Saya kemudian menangis karena kaki saya
terjebak dan tidak bisa bergerak, tetapi untungnya pada saat itu ada Ayah Fahmi
yang melihat kejadian tersebut. Dengan cepat, Ayah Fahmi keluar dan menolong
saya berusaha mengeluarkan dengkul kaki saya yang terjebak di sela pagar.
Setelah kaki saya berhasil lolos, saya merasa sangat lega dan berterima kasih
kepada Ayah Fahmi, sambil merasa sangat malu karena kejadian seperti itu bisa
saja terjadi (masih bisa malu juga waktu kecil loh).
Masa kecil saya berlalu dengan cukup banyak kesan.
Kemudian, saya akhirnya duduk dibangku Taman Kanak-kanak Mekarsari. Teman saya
Fahmi juga bersekolah di TK ini. Biasanya saya berangkat sekolah ke TK ini
dengan berjalan kaki ditemani oleh empok saya empok Sati. TK ini juga merupakan
TK tempat Kakak-kakak saya bersekolah. Di TK ini, saya mendapatkan banyak
kesenangan dan ilmu yang penting. TK ini menyediakan berbagai arena bermain,
seperti ayunan, perosotan, tempat membuat gunung-gunungan pasir, dan
sebagainya. TK ini sangat menyenangkan untuk bermain dan belajar. Gurunya pun
baik-baik, sabar, dan ramah. Sewaktu TK dulu, saya terkenal cukup nakal. Saya
sering menjahili teman-teman saya. Pernah sewaktu ketika teman saya sedang
berdiri sebentar untuk melihat kedepan karena sempat tidak terlihat. Saat dia
akan duduk lagi tanpa melihat kebelakang, saya menarik bangkunya tanpa
sepengetahuannya dan jatuhlah dia. Kemudian dia pun menangis. saya dinasihati
guru saya dan kemudian teman saya itu pun dipindahkan tempat duduknya ke tempat
lain yang agak jauh dari saya. Saat teman saya bermain balok di TK itu pun,
saya sudah pernah beberapa kali merebut mainannya secara kasar dan membuat
teman saya melaporkannya pada gurunya, tetapi saya tetap cuek dan tidak peduli.
Sewaktu saya TK dulu, saya sangat senang dengan yang namanya menggambar dan
melukis. Apapun yang saya lihat sering
sekali saya bayangkan dan kemudian saya lukis. Yang paling saya sering lukis
adalah kapal Titanic, karena dulu saya sangat menyukai bentuk kapal Titanic
yang mewah dan keren itu. Saya pun sering menggambar berbagai hal yang saya
lihat sehari-hari, seperti menggambar kura-kura, doraemon, atau bahkan
gambar-gambar dikomik. Pokoknya kejadian apapun yang saya lihat dan alami, saya
suka menggambarnya dan kemudian saya hias dan temple di kamar tidur saya. Bakat
menggambar saya terlihat saat saya masih kecil.
Dulu saya juga sangat menyukai yang namanya film-film
hantu. Setiap menonton film hantu, contohnya adalah film jadi pocong 1 dan jadi
pocong 2, saya suka menggambar pocong mumun dan pocong jefry. Bahkan suatu
ketika saya berinisiatif untuk membuatnya dari tisu yang kemudian dibungkus
dengan kertas, dan kemudian dibentuk sedemikian rupa sehingga mirip dengan
pocong mumun dan jefry, dan kemudian digambari mukanya semirip mungkin. Sehabis
membuatnya dan memainkannya, saya sering tiba-tiba menjadi ketakutan sendiri
dan kemudian membuang mainan pocong itu. Sewaktu TK dulu saya sangat menyukai
Bubur Ayam yang dijual di depan TK Mekarsari, TK saya. Saya selalu memesan
Bubur Ayam yang cukup unik: Bubur Ayam yang tanpa Ayam, kerupuk, maupun kacand
dan daun bawang, dan hanya menggunakan kuah kuningnya saja. Dulu tidak banyak
jenis makanan yang saya sukai. Saat keluarga saya sedang makan pizza, saya
hanya menyukai lelehan kejunya saja, dan pada saat itu pun saya masih sangat
menyukai yang namanya bubur Bayi. Sewaktu TK dulu, saya sangat menyukai
memelihara Ayam. Ayam pertama kami ditempatkan dalam tempat bekas Aquarium yang
besar yang atasnya dilapisi kardus. Namun, Ayam pertama kami ini tidak berumur
panjang karena kedua ayam pertama kami itu mati dimakan oleh tikus. Kebetulan
kedua Ayam tersebut memang belum terlalu besar. Selanjutnya Saya dan Ayah saya memelihara
sepasang Ayam yang agak lebih besar. Pernah suatu hari, mungkin karena sudah saking
beratnya, kandang ayam yang berbentuk rumah panggung itu jebol karena Ayamnya
sudah terlalu berat.
Pada suatu hari, teman TK saya, Adi namanya, pernah
bermain bersama saya dan Fahmi dirumah saya. Saat sedang asyik bermain di tempat
menurun di rumah saya, teman saya Adi tiba-tiba saja berlari dan kehilangan
kendali saat di turunan rumah saya itu, dan kemudian……. Braaaaaaakk!!! Adi pun
terbentur dengan cukup keras ke pagar. Gigi dan bibirnya pun berdarah-darah dan
kemudian dia dipulangkan kerumahnya. Saya dan Fahmi yang tidak merasa kasian
terhadapnya, dan justru malah menertawakannya, mungkin karena kami masih kecil
jadi belum terlalu mengerti rasa sakit dan bahaya.
Pada hari saat saya libur, saya sering diajak oleh Ibu
saya untuk menemani kakak saya yang belajar tari di tempat yang bernama Sanggar
Ananda. Karena saya sangat menyukai kereta, saya diajak oleh Ibu saya untuk
melihat kereta lewat di dekat Sanggar Ananda. Saya merasa sangat gembira saat
saya menapaki rel kereta itu, melihat petugas penjaga rel kereta memencet
tombol untuk peringatan kereta lewat dan juga menekan tombol untuk menutup
portal. Bagi saya pada waktu itu menjadi petugas penjaga portal rel kereta Api
adalah sebuah pekerjaan yang istimewa, sampai saya berkata kepada Ibu saya
“mah, kalau aku udah gede nanti, aku mau jadi petugas yang mencetin tombol
portal itu ya mah, biar aku bisa setiap hari melihat kereta lewat, ya mah ya?”
lalu Ibu saya menjawab “terserah kamu nak.” Saat kereta lewat, saya sangat
gembira menyaksikannya karena akhirnya saya bisa melihat kejadian itu dari
jarak dekat. Saat libur saya juga sering
diajak jalan-jalan keliling Jakarta, seperti ke daerah monas, melewati patung
pancoran, ke senayan, dan sebagainya. Pada saat melewati patung pancoran, saya
pernah ditipu oleh Ayah saya. Katanya, patung pancoran itu setiap pagi bisa
turun dari tempatnya dan nyari bubur buat sarapan, dan polosnya saya percaya
dengan kata-katanya itu. Saya merasa sangat gembira saat diajak jalan-jalan, apalagi
saat diajak jalan-jalan ke Mall, tetapi dulu saya punya pikiran bahwa setiap jalan-jalan ke Mall, belum belanja
namanya kalau belum dibelikan mainan. Saya memang menggemari mainan sejak
kecil, terutama yang berhubungan dengan mobil balap, karena sejak kecil saya
adalah seorang penggemar berat dari seorang pembalap yang merupakan Juara Dunia
7 kali Formula One, Michael Schumacher.
Pada suatu hari, Tante, Om, beserta saudara saya
sedang bersilahturahim kerumah. mereka semua berbincang dengan riang gembira,
sedangkan yang anak-anaknya bermain dengan saudara saudara sebayanya. Pada saat
Abang saya sedang bermain catur dengan saudara saya, pertandingan berjalan
dengan seru-serunya. Pada saat di detik-detik akhir, saya tiba-tiba saja lewat
diatas papan catur tersebut dan kemudian caturnya jadi berantakan. Mula-mula
saya hanya dinasihati dan kemudian Abang saya dan saudara saya itu pindah
tempat bermain caturnya. Dan pada saat pertandingan sudahberjalan lagi, saya
lagi-lagi lewat diatas papan catur itu dan catur itu pun berantakan lagi.
Karena kesal dengan kejahilan saya itu, saudara saya marah dan berantem dengan
saya. Kemudian saya mendorongnya dan justru dia yang terjatuh. Saat saudara
saya itu semakin kesal dengan saya, kami sudah dileraikan oleh Tante saya dan
selesai sudah. Demikianlah kisah-kisah kenakalan saya sewaktu masih TK.
Hari demi hari telah berlalu. Akhirnya saya duduk di
bangku kelas satu Sekolah Dasar. Saya bersekolah di SDN Pekayon 18. Tes
masuknya sih hanya diberikan beberapa kertas warna dan saya disuruh menjawab
warna apakah yang ditunjukkan oleh sang guru.
Kesan pertama saya mengenai SD itu? Emmmmm… mungkin karena saya masih
sangat polos, saya tak merasakan kesan apapun sewaktu pertama kali diajak Ibu
saya kesana. Yang saya pikirkan saat itu hanyalah ingin segera cepat pulang dan
segera bermain bersama teman-teman atau bermain dengan mobil-mobilan saya.
Tetapi yang saya ingat, adalah saat saya hari pertama masuk sekolah. Waktu itu
saya diantarkan oleh Ibu saya. Saat saya akan ditinggal pulang oleh Ibu, saya
tidak mengizinkannya untuk pulang karena mungkin saya belum dapat beradaptasi
dengan lingkungan baru saya tersebut. Kesan pertama masuk sekolah: saya merasa
sangat gugup dan takut karena sama sekali tidak mengenal lingkungan baru saya
itu. Saya merasa sangat ingin pulang dan tidur saja. Bagi saya tempat ini
seperti Neraka! (saya juga tidak tahu sih neraka itu kayak apa). Yaaaah.. itulah
kesan pertama saya sekolah. Setelah hari demi hari saya lewati, saya mulai bisa
beradaptasi dengan lingkungan baru saya itu, dan saya pun mulai terbiasa.
Selama saya bersekolah di SD, saya berlangganan mobil antar jemput, Babe ,
begitu panggilannya. Babe ini juga merupakan tetangga saya sewaktu saya masih
tinggal di jalan Bintang 1, sebelum saya pindah ke jalan Bintang Raya (masih
dikomplek yang sama kok..). Setiap hari saya dijemput oleh mobil antar jemput
ini. Pulangnya pun diantar lagi, jadi gak seperti jelangkung yang datang tak
dijemput, pulang tak diantar, saya kebalikannya(???) lanjut..!!
Berbicara tentang keaktifan belajar saya selama
dikelas, sewaktu kelas satu saya terkenal cukup aktif dan pandai dikelas,
dikenal oleh para guru. Saya pun pernah ditawari untuk menjadi salah satu
dokter cilik disekolah saya, tetapi saya menolaknya karena merasa tidak mau
ambil pusing dan tidak mau banyak kegiatan. Begitulah yang ada dipikiran saya
waktu itu. Kelas satu berjalan cukup lancar dan saya pun memiliki teman-teman
dan sahabat yang sangat menyenangkan, dan juga sangat berpengaruh bagi saya
saat itu. Prestasi saya cukup lumayan, walau tidak bagus-bagus amat sih, saya
berhasil mendapatkan ranking 10 besar di kelas saya saat itu. Saya tidak tahu
mengapa, tetapi pelajaran yang paling tidak saya sukai adalah pelajaran
matematika. Entah karena saya benci berhitung, atau apa, saya merasa sangat
benci dengan yang namanya pelajaran matematika. Walaupun terkadang saya mampu
memahaminya, tapi karena pada dasarnya saya kurang menyukainya, pada akhirnya
saya tidak mendapatkan nilai yang bagus di raport saya pada pelajaran
matematika. Walau begitu, pada saat saya naik ke kelas duanya, nilai matematika
saya berhasil meningkat sedikit demi sedikit. Mungkin karena bertambahnya umur,
saya menjadi semakin sadar akan pentingnya berhitung, karena pada dasarnya kita
tidak akan bisa lepas dari yang namanya matematika. Dalam kehidupan sehari-hari
pun kita tidak akan pernah lepas dari yang namanya matematika. Menghitung waktu,
menghitung jumlah uang untuk keperluan sehari-hari, belanja, dan sebagainya,
kita tidak akan pernah lepas dari matematika. Karena itu, jangan ikuti saya
ya!!.. sewaktu kelas satu sampai kelas tiga, saya dikenal cukup kasar oleh
teman-teman saya. Dulu saya masih bersifat egois, kasar, sifat bawaan dari saya
kecil. Pernah pada saat pelajaran olahraga, kelas saya sedang pelajaran bermain
permainan tradisional, yaitu bermain kelereng. Pada saat itu, saya cukup ahli
memainkan permainan kelereng itu. Saya selalu memenangkan permainan itu pada
saat giliran saya. Giliran pertama, saya yang berhasil menang. Giliran kedua,
saya juga yang pada akhirnya berhasil menang. Nahhhhhhh, pada giliran yang
ketiga, saya mendapatkan suatu kesempatan untuk berbuat curang. Dan saya
berhasil menang lagi. Tahu karena saya berbuat curang, beberapa teman saya
marah dan tidak terima. Karena saya bersikeras merasa tidak bersalah, saya pun
mengamuk dan memukuli teman-teman saya yang protes itu. Pada saat mereka semua
menangis, teman-teman saya yang lain pun ikut menjauhi saya sehingga saya
merasa sangat kesepian dan merasa sangat bersalah. Karena itulah, saya pun mala
h ikut menangis! kejadian yang cukup memalukan. Setelah masalah itu reda, saya
dipanggil oleh guru saya ke ruang guru. Saya sudah berpikir saya akan dimarahi
habis-habisan akibat dari ulah saya itu, tetapi, ternyata dugaan saya salah.
Saya justru diperlakukan dengan sangat baik, diberikan the manis, dan guru saya
hanya menganggap bahwa perkelahian itu biasa buat laki-laki, tetapi jangan
diulangi lagi. Setelah saya sudah bisa merasa cukup tenang, saya akhirnya
kembali ke kelas dan berdamai dengan teman-teman saya. Kenangan lain di SD saya
saat itu adalah adanya acara layar lebar yang biasa dipertontonkan pada hari
hari tertentu, yahhh seperti bioskop lah. Dengan hanya membayar Rp3000 , kita
sudah bisa menonton acara tersebut. Biasanya disediakan satu ruangan yang
dikosongkan dan kemudian dipertontonkanlah film layar lebarnya. Filmnya bisa
tentang edukasi, atau bisa juga fil tentang perjuangan para pahlawan dimasa
lalu dan para murid sangat antusias menonton film tersebut.
Pada saat saya
naik ke kelas empat, semuanya telah berubah. Kelas yang biasa diacak lagi
sehingga saya terpisah dengan sahabat-sahabat saya. Ternyata hal tersebut
sangat mempengaruhi prestasi saya kedepannya. Dengan teman-teman baru lagi, dan
mungkin juga karena saya tidak pandai beradaptasi dan bersosialisasi, saya
merasa tersendiri dan terpojokkan. Prestasi saya pun jadi menurun drastis. Saya
tidak lagi masuk ranking 10 besar dikelas. Bisa dibilang momen ini merupakan
salah satu masa surut perjalanan hidupku. Karena merasa tidak dapat
beradaptasi, saya pun menjadi seperti orang yang tersendiri. Hanya memiliki
satu atau dua orang teman, dan itu sangat menyulitkan bagi saya. Sejak saat itu semangat saya dalam menuntut
ilmu benar-benar surut, saya berubah menjadi seorang siswa yang pemalas dan
nilai saya pun anjlok. Sangat berbeda dengan nilai saya saat saya kelas 1,2,3
SD dulu. Sifat saya pun berubah drastis, dari seorang yang keras dan kasar,
menjadi seseorang yang lembut dan pemalu, dan bodohnya mau-mau saja disuruh
orang lain!!!.., seperti diperbudak, dan saya menjadi penakut, tidak seperti
dulu!!!... mungkin itu merupakan cermin salah satu contoh keterbelakangan
mental yang sangat memalukan karena pernah menghampiri hidupku. Saya yang
sekarang merasa sangat malu kalau melihat pada masa itu, sungguh
memalukan!!!!... Saat itu pandangan
guru-guru saya terhadap saya pun berubah drastis. Tadinya saya selalu dianggap
sebagai anak yang cerdas karena kerajinan saya, tetapi tidak lagi. Saya menjadi
seorang yang pemalas, saya tidak lagi rajin mengerjakan PR, dan saya pun
cenderung tidak bersemangat saat sedang belajar, tidak aktif sama sekali.
Sungguh ironis saat itu, jika mengingat betapa aktifnya saya sewaktu kelas 1-3
SD. Tapi, mungkin itulah hidup. Hidup itu seperti roda, sering diatas, tetapi
tak jarang berada dibawah. Tetapi, pikir
saya pada saat itu, yang terpenting saya tetap naik kelas dan saya ingin segera
selesai dari tempat yang awalnya indah yang bagi saya menjadi seperti neraka
itu. Saya sangat menyesal pernah mengalami periode buruk seperti itu.
Seandainya waktu bisa diulang ke masa lalu, saya lebih memilih mengulangnya ke
masa lalu, saat saya kelas 3 dan tidak mampu bersosialisasi, saya ingin kembali
dan mengubah sejarah itu. Karena bagi saya itu bukanlah kenangan yang indah,
tetapi kenangan yang sangat pahit. 3 tahun sampai kelas 6 SD, saya merasa
sangat tidak betah dan saya merasa sendiri, karena saya tidak lagi mempunyai
banyak teman seiring dengan perubahan sikap saya yang menjadi seperti orang
aneh, seperti orang yang stress mungkin. Tetapi yang membuat saya tetap
bertahan barangkali adalah dukungan dari orang tua dan keluarga saya yang selalu
berharap agar saya menjadi sukses, dan yang pasti saya juga mengingat bahwa
kita tidak boleh putus asa dijalan yang sudah ditentukan oleh Allah SWT. Lagipula hidup itu harus terus menatap ke
depan, bukan hanya melihat ke masa lalu.
Pada saat itu tidak terasa saya sudah kelas 6 SD.
Inilah tahun terakhir saya. Memang pada awal semester saya masih menjadi
seseorang yang malas dan tidak pandai bersosialisasi, tetapi perlahan saya
mulai bangkit saat Ujian Nasional, yang amat menentukan kelulusan saya di Sekolah
Dasar. Semangat belajar saya mulai bangkit, karena saya merasa perjalanan saya
6 tahun ini akan sangat sia-sia kalau saya gagal di ujian itu. Saya mulai
kembali rajin belajar, semakin tekun setiap harinya dalam melahap dan membahas
soal-soal UN dari tahun-tahun sebelumnya, dan pada akhirnya saya benar-benar
siap menghadadapi Ujian Nasional tersebut. Hari demi hari telah berlalu. Pada
akhirnya hari pelaksanaan Ujian Nasional itu pun tiba. Pada walnya saya merasa
sangat gentar karena baru pertama kali menghadapi ujian yang sesungguhnya
seperti ini, tetapi perlahan-lahan, dengan berdoa dan berusaha menenangkan
diri, saya akhirnya bisa tenang dan mulai mengerjakan soal tersebut satu per
satu. Setelah saya selesai mengerjakan Ujian Nasional pertama, saya merasa
sangat lega dan bersiap untuk menghadapi Ujian kedua pada hari esok. Keesokan
harinya, saya dapat lebih tenang lagi dalam menghadapi ujian tersebut, saat
saya sudah selesai mengerjakannya, ternyata sang pengawas bilang kalau nama
pada lembar jawaban saya harus memakai spasi dan saya tidak memakai spasi sama
sekali! Saya merasa sangat tegang, walau yang hari ini bisa dihapus dan
diberikan spasi, bagaimana nasib Ujian yang kemarin sudah saya kerjakan? Saya
menjadi sangat cemas, sebelum akhirnya saat pulang sang pengawas berhasil
menenangkan saya. Setelah hari kedua, dan hari terakhir ujian sudah saya lalui,
saya merasa sangat lega dan merasa cukup bebas, walau masih diselimuti rasa
khawatir kalau saja nilainya tidak keluar karena kesalahan saya dalam memberikan
nama di lembar jawaban opada saat UN yang pertama.
Setelah kurang lebih 1 bulan, akhirnya hari pengumuman
hasil Ujian Nasional pun tiba. Semua murid dan orang tua masing-masing
berbondong-bondong untuk menyaksikan hasil Ujian Nasional dan hasil kelulusan
para siswa. Pada hari itu, mungkin itu menjadi hari paling gugup yang pernah
saya rasakan, karena bagaimanapun juga walau usaha yang saya lakukan sudah
dirasa maksimal, tetapi tetap saja Allah yang menentukan, dan kita manusia Cuma
bisa berusaha dan berdoa, ditambah lagi kekhawatiran akibat kesalahan saya
dalam memberi spasi pada nama di lembar jawaban UN saya dihari pertama. Tentu
saja hal ini semakin menambah kekhawatiran saya, khawatir tidak lulus.
Seandainya saya sampai tidak lulus Ujian Nasional, entah apa jadinya perasaan
saya. Saya beserta murid-murid yang lain menunggu hasil pengumuman di luar
ruangan, dimana ruangan tersebut diiisi oleh seluruh orang tua/ para wali
murid. Pengumuman yang dinanti-nantikan itu pun tiba! Wajahku semakin pucat dan
takut, jantungku terasa berdetak kencang, dan saat orang tua saya keluar dari
ruangan, saya menjadi terpaku dan terdiam. Lalu Ayah saya pun berkata “selamat
ya dek, nilainya bagus-bagus.” Dan setelah saya melihat nilainya, ternyata
nilai saya memang bagus-bagus. Saya sulit mempercayai ini, dan merasa lega,
sangaaaaaat lega!!!.. saya sangat bersyukur kepada Allah SWT yang telah
mengabulkan doa saya. Hari paling tegang itu pun berubah menjadi salah satu
hari yang paling membahagiakan dalam hidup saya. Kerja keras dan keuletan saya
dalam mempersiapkan UN pun berbuah manis. Saya sangat berterimakasih kepada
Allah SWT, berterimakasih kepada kedua orang tua saya yang telah mendukung
saya, berterima kasih pula pada kakak-kakak yang membimbing saya, dan juga kepada
guru-guru SD saya, karena tanpa mereka semua, saya tidak akan pernah mungkin
merasakan kebahagiaan yang luar biasa itu. Demikianlah perjalanan roda
kehidupan saya selama menuntut ilmu di Sekolah Dasar yang bisa saya ceritakan
dan yang saya masih ingat.
Tidak terasa, pada akhirnya saya memulai lembaran baru
di SMP, SMPN 91 Jakarta. perjalanan saya selama berada di SMP tidaklah mulus,
karena saya masih terkendala dengan masalah sosialisasi, mungkin karena bawaan
saat saya SD. Saat saya lulus SD dengan nilai yang tinggi, mungkin saya merasa
sedikit jemawa karena saya kembali menjadi seorang murid yang malas dan tidak
semangat. Saat itu saya merasa sudah pintar dan merasa tidak perlu belajar
dengan keras lagi. Saya menjadi jarang mengerjakan PR, dan sebagainya. Tetapi,
pikiran saya itu sama sekali tidak dapat dibenarkan. Pada saat pembagian raport
semester dua kelas satu SMP, saya mengalami hal yang sangat tidak mengenakkan.
Saya nyaris tidak naik kelas. Pada saat sang wali kelas memanggil nama saya
bersama dengan kakak saya, karena saat itu ortu sedang tidak bisa hadir, si
wali kelas saya berkata seperti ini “Bintang, (sambil menghela napas….) kamu
nggak naik kelas.” Lalu perasaan saya menjadi sangat kacau dan membuat saya
menjadi sangat sangat shock.. “serius bu,???????”. Lalu sang wali kelas
memperlihatkan Raport saya dan mengatakan “habisnya nilai kamu naiknya dikit
banget, terus ngepas-ngepas semua nilainya.” Saat itu perasaan saya menjadi
sangat kacau, tetapi setelah itu si wali kelas saya berkata “coba kamu liat
dibawahnya, apa itu tulisannya?” lalu saya menjawab “……. Naik kelas, bu?” lalu
ibu wali kelas menjawab lagi “iya kamu naik kelas, seneng kamu?” sejak itu,
saya menjadi sangat lega dan berjanji kepada wali kelas saya tersebut agar saya
mau meningkatkan prestasi belajar saya di semester berikutnya pada kelas 2 dan
kelas 3. Sejak saat itu pula lah saya menjadi mendapatkan sebuah titik balik
yang menjadi sebuah dorongan keras untuk saya mulai kembali bangkit. Kemudian
nilai saya terus meningkat saat saya kelas 2 dan kelas 3, dan pada akhirnya,
berkat kerja keras dan usaha disertai dengan doa, saya berhasil lulus UN SMP
dengan nilai yang cukup tinggi, dan berhasil diterima di SMA Negeri 106
Jakarta. Dari pengalaman saya selama di SMP, barangkali kita bisa mengambil
hikmahnya. Janganlah mudah merasa puas diri, karena orang-orang yang cepat
merasa puas diri tidak akan pernah dapat berkembang, dan ingatlah bahwa didunia
ini selalu ada yang lebih tinggi daripada yang tinggi, jadi, janganlah kamu
membuat batasan dari dirimu sendiri!!! berusahalah setiap hari dan
kembangkanlah segala potensi yang ada pada dirimu semaksimal mungkin!!!....
Hari demi hari sudah berlalu, kemudian tibalah
lembaran baru, lembaran baru di SMA Negeri 106 Jakarta. Bisa jadi salah satu
kenangan yang paling indah selama saya bersekolah adalah saat masa-masa SMA.
Kepribadian saya sudah mulai lebih terbentuk, walau belum sesempurna sekarang.
Kepercayaan diri saya sudah mulai bertambah. Semangat belajar saya sudah tumbuh
kembali. Saya merasa sangat nyaman dengan masa-masa SMA. Di SMA inilah saya
mengenal cinta pertama saya, yang terus menjalin hubungan baik dengan saya
sampai sejauh ini, 3 tahun 4 bulan. Saya sangat mencintainya, begitupun dia.
Banyak sekali cobaan yang kami hadapi dan sempat menggoyahkan kekokohan
hubungan kami, tetapi pada akhirnya semua masalah dapat teratasi karena
kesetiaan dan cinta yang telah kami bangun. Prestasi saya selama menjalani
pendidikan di SMA pun mengalami peningkatan yang cukup pesat. Walau sempat
kesulitan saat kelas satu, tetapi perlahan nilai saya terus naik disetiap
semesternya dan selalu berhasil merebut rangking 5 besar. Kadang 5,4,atau
ranking 3. Saya pun tetap sangat bersyukur kepada Allah SWT yang telah membuka
hati saya untuk mau berusaha keras dalam belajar. Masa-masa saya selama
berorganisasi di Rohis, dan banyak lagi masa-masa indah yang mengembangkan
mental dan kepribadian saya menjadi seseorang yang lebih pandai dalam
bersosialisasi. Saya sangat bersyukur pernah menjadi bagian dari keluarga besar
SMAN 106 yang telah membawa saya menjadi seseorang yang lebih baik, dimana
peran kedua orang tua saya yang selalu mendukung saya juga sangat berharga
dalam perkembangan mental saya. Saya pun berhasil lulus dengan raport yang bagus,
walaupun gagal mendapatkan perguruan tinggi negeri saat salah strategi dalam
memilih PTN di SNMPTN. Mungkin juga memang Allah menyiapkan rencana lain yang
jauh lebih indah bila saya di tempat lain, sebelum akhirnya saya diterima di
Universitas Swasta nomor satu di Indonesia, Universitas Gunadarma. Bisa
dibilang masa-masa awal saya di Gunadarma sejauh ini terasa sangat indah dan
semakin indah. Saya memiliki banyak teman dan sahabat, dan saya pun merasa
sangat nyaman dengan semua dosen yang ada di Universitas Gunadarma, dan yang
terpenting adalah kini saya sudah jauh lebih pandai dalam bersosialisasi dengan
orang lain dan lingkungan yang baru, dan saya sangat bersyukur Allah SWT telah
menunjukkan jalannya menuju ke tepat istimewa ini : Universitas Gunadarma.
Demikianlah roda kehidupan saya yang dapat saya ceritakan, kurang lebihnya
mohon maaf. Wassalamualaikum Wr Wb
Puisi untuk sang Ibu
Ibu…..
Begitu
berat perjuangan yang telah engkau perjuangkan…
Begitu
berat rasa sakit yang telah engkau tahan….
Demi
melahirkan kami di Dunia ini…..
Ibu….
Begitu
banyak pengorbanan yang telah engkau lakukan demi kami…
Begitu
banyak perjuangan yang telah engkau perjuangkan…. Demi menghidupi kami….
Walau
rasa lelah menyelimuti jiwa dan ragamu….
Walau
rasa kantuk telah menghantuimu……
tetapi
engkau selalu menyayangi dan melindungi kami….
Disaat
kami masih tidak berdaya……
Ibu….
Sesungguhnya
kami tidak akan pernah bisa membalas semua kebaikan yang telah engkau berikan…
Sesungguhnya
kami tidak akan pernah mampu untuk membalas semua kebaikan engkau….
Tetapi
percayalah…. Bahwa kami selalu berusaha sekeras tenaga… demi membuatmu bangga
dikemudian hari…..
Ibu…
Doa
kami senantiasa menyertai engkau….
Kami
senantiasa berdoa akan kesehatan dan umur yang panjang…
Agar
kelak engkau sempat berbahagia lahir dan bathin…
Bertemu
dengan anak dan cucu….
Kami
senantiasa mencintai dan menyayangimu wahai Ibu…
Walau
kami belum bisa membuatmu bangga…
Puisi untuk sang Ayah
Sosok
yang kukagumi dan kuteladani….
Seseorang
yang tegas dan pemberani…
Seseorang
yang amat kusayangi dan kucintai….
Itulah
engkau wahai Ayahku…
Seorang
Laki-laki yang gagah berani…
Yang
senantiasa melindungi dan menyayangi keluarga kami sepenuh hati…
Sosok
yang senantiasa mencari nafkah demi menghidupi keluarga kami…
Itulah
engkau wahai Ayahku…
Begitu
banyak pengorbanan tenaga dan pikiranmu demi kami…
Begitu
kuat doronganmu agar kami senantiasa bersemangat…
Dalam
mengejar kesuksesan di dunia maupun di akhirat…
Itulah
engkau wahai Ayahku…
Begitu
banyak jasa-jasamu yang selalu tersimpan dalam jiwa dan ragaku…
Yang
bisa kami lakukan hanyalah berusaha dan berdoa…
Agar
kami dapat menjadi seorang Insan yang berguna bagi bangsa dan Negara…
Sesuai
dengan harapanmu, wahai Ayahku…
Sementara
ini kami belum mampu membuatmu bahagia…
Selama
ini kami belum mampu membuatmu bangga…
Tetapi
percayalah, wahai Ayahku…
Bahwa
kami selalu senantiasa mendoakan mu… dan berjuang sekuat tenaga agar bisa
menjadi sosok hebat sepertimu, wahai Ayahku…