Menurut pengetahuan saya, manusia dan kebudayaan memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Budaya merupakan suatu identitas bagi manusia dalam suatu daerah, dimana Indonesia memiliki berbagai macam budaya khas pada setiap daerahnya dari sabang sampai merauke.
A. Pengertian Manusia
Setahu saya, dalam islam, manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang sengaja diciptakan untuk menjadi seorang khalifah atau pemimpin di muka bumi. Manusia ditugaskan untuk mengelola bumi ini dengan sebaik-baiknya, menjaga kelestarian alam sekaligus memeliharanya dari kerusakan, dimana mereka juga harus saling bersosialisasi dan bekerja sama dengan manusia lainnya untuk saling bergotong royong memelihara kelestarian alam, karena manusia adalah mahkluk yang tidak dapatberdiri sendiri tanpa bekerja sama dengan manusia lainnya. Dalam ilmu eksakta, manusia adalah kumpulan dari berbagai partikel atom yang membentuk jaringan-jaringan sistem yang terdapat pada manusia(ilmu kimia), manusia merupakan kumpulan dari berbagai sistem fisik yang terkait satu sama lainnya dan merupakan kumpulan dari energi(ilmu fisika), manusia merupakan mahkluk biologis yang termasuk golongan mamalia(ilmu biologi). Sedangkan dalam ilmu ekonomi, manusia adalah mahkluk yang selalu ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan, disebut juga homo economicus.
Secara alamiah, manusia juga digolongkan menjadi dua jenis kelamin, yaitu jenis kelamin laki-laki dan jenis kelamin perempuan. Seorang anak laki-laki yang masih muda biasa disebut seorang putra sedangkan laki-laki dewasa biasa disebut sebagai pria. Begitu juga kepada perempuan, dimana perempuan yang masih muda biasa disebut putri dan perempuan dewasa biasa disebut sebagai wanita.
Penggolongan lainnya adalah berdasarkan dari usia, dimana pada umumnya usia 0-4 tahun disebut sebagai bayi, 5 tahun disebut sebagai balita, 5-8 tahun disebut anak-anak, sedangkan kalau sudah pubertas disebut sebagai remaja sampai dengan dewasa atau usia produktif kerja (15-64 tahun), sedangkan saat sudah berusia diatas 64 tahun biasa disebut sebagai manula (manusia usia lanjut).
Pengertian manusia menurut beberapa ahli
Berikut ini adalah beberapa pengertian dan definisi manusia menurut para ahli:
Manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi, mengemban tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan unggul multidimensi dengan berbagai kemungkinan.
.
B. Pengertian Kebudayaan
Menurut pengetahuan saya, budaya adalah suatu kebiasaan khas yang terbentuk dalam masyarakat dalam suatu daerah, yang terdiri dari berbagai macam norma-norma sosial dalam suatu masyarakat, yang pada akhirnya diakui oleh masyarakat pada daerah tersebut dan diwariskan secara turun-temurun. Kebudayaan, jika dikaji dalam bahasa sangsekerta berasal dari kata budhayah yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa latin, kebudayaan berasal dari kata kolere, yang berarti mengolah tanah. Jadi, secara umum kebudayaan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi manusia untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya.
Pengertian kebudayaan menurut para ahli
1. A.L Klober dan C. Kluckhon
Kebudayaan adalah manifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas-luasnya
2. Edward B. Taylor
Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat.
3. Koentjaraningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.
C. Kaitan antara Manusia dan Kebudayaan
Secara sederhana, kaitan antara manusia dan kebudayaan adalah manusia sebagai pelaku dari kebudayaan sedangkan kebudayaan adalah obyek yang dilakukan oleh manusia. Dalam sosiologi, manusia dan kebudayaan disebut sebagai dwi tunggal, maksudnya adalah walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan suatu kesatuan. Manusialah yang melahirkan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur kehidupan manusia agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduanya akhirnya merupakan satu kesatuan. Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat, yang dinyatakan sebagai dialektis., atau saling terkait satu sama lainnya. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap, yaitu:
1. Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
2. Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikiamn, masyarakat dengan segala pranata sosialnyadapat mempengaruhi ataupun membentuk perilaku manusia atau masyarakat.
3. Internalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya adalah bahwa manusia mempelajari kembali tentang masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
Kebudayaan Bengkulu
SEJARAH BENGKULU
Nama “Bencoolen” diperkirakan diambil dari sebuah nama bukit di Cullen, Skotlandia, Bin of Cullen (atau variasinya, Ben Cullen). Penamaan ini kurang berdasar karena bukanlah tabiat bangsa Melayu untuk menamakan daerahnya dengan nama daerah yang tidak dikenal, apalagi asal nama itu dari Skotlandia yang jauh di Eropa sana. Sumber tradisional menyebutkan bahwa Bengkulu atau Bangkahulu berasal dari kata ‘Bangkai’ dan ‘Hulu’ yang maksudnya adalah ‘bangkai di hulu’. Konon menurut cerita, pada zaman dahulu pernah terjadi perang antara kerajaan-kerajaan kecil yang ada di Bengkulu, dan dari pertempuran itu banyak menimbulkan korban dari kedua belah pihak di hulu sungai Bengkulu. Korban-korban perang inilah yang menjadi bangkai tak terkuburkan di hulu sungai tersebut, dan akhirnya sebutan Bangkaihulu menjadi terkenal, yang lama-kelamaan berubah pengucapan menjadi Bangkahulu atau Bengkulu.
Di wilayah Bengkulu pernah berdiri kerajaan-kerajaan yang berdasarkan etnis, seperti Kerajaan Sungai Serut, Kerajaan Selebar, Kerajaan Pat Petulai, Kerajaan Balai Buntar, Kerajaan Sungai Lemau, Kerajaan Sekiris, Kerajaan Gedung Agung, dan Kerajaan Marau Riang. Sebagian wilayah Bengkulu juga pernah berada dibawah kekuasaan Kerajaan Inderapura semenjak abad ke-17.
British East India Company (EIC) sejak 1685 mendirikan pusat perdagangan lada Bencoolen, yang letaknya menjadi cikal bakal Kota Bengkulu. Saat itu, ekspedisi EIC dipimpin oleh Ralph Ord dan William Cowley untuk mencari pengganti pusat perdagangan lada setelah Pelabuhan Banten jatuh ke tangan VOC, dan EIC dilarang berdagang di sana. Traktat dengan Kerajaan Selebar pada tanggal 12 Juli 1685 mengizinkan Inggris untuk mendirikan benteng dan berbagai gedung perdagangan. Benteng York didirikan tahun 1685 di sekitar muara Sungai Serut.
Sejak 1713, dibangun benteng Marlborough (selesai 1719) yang hingga sekarang masih tegak berdiri. Namun demikian, perusahaan ini lama kelamaan menyadari tempat itu tidak menguntungkan karena tidak bisa menghasilkan lada dalam jumlah mencukupi.
Sejak dilaksanakannya Perjanjian London pada tahun 1824, Bengkulu diserahkan ke Belanda, dengan imbalan Malaka sekaligus penegasan atas kepemilikan Tumasik/Singapura dan Pulau Belitung. Sejak perjanjian itu Bengkulu menjadi bagian dari Hindia Belanda.
Penemuan deposit emas di daerah Rejang Lebong pada paruh kedua abad ke-19 menjadikan tempat tersebut sebagai pusat penambangan emas hingga abad ke-20. Saat ini, kegiatan penambangan komersial telah dihentikan semenjak habisnya deposit.
Pada tahun 1930-an, Bengkulu menjadi tempat pembuangan sejumlah aktivis pendukung kemerdekaan, termasuk presiden Soekarno. Di masa inilah Soekarno berkenalan dengan Fatmawati yang kelak menjadi isterinya. Setelah kemerdekaan Indonesia, Bengkulu menjadi keresidenan dalam provinsi Sumatera Selatan. Barulah sejak tanggal 18 November 1968 ditingkatkan statusnya menjadi provinsi ke-26 (termuda sebelum Timor Timur).
Adat dan Istiadat Bengkulu
A. Kain Basurek
Adat dan istiadat yang cukup akrab dengan masyarakat Bengkulu, di antaranya adalah Kain Bersurek, kain basurek merupakan kain bertuliskan huruf Arab gundul. Kepercayaan masyarakat di Provinsi Bengkulu pada umumnya atau sebesar 95% lebih merupakan penganut agama Islam. Beberapa upacara adat juga banyak dilakukan masyarakat di Provinsi Bengkulu, seperti sunat rasul, upacara adat perkawinan, dan upacara mencukur rambut anak yang baru lahir.
B. Upacara Tradisional
Salah satu upacara tradisional adalah upacara "TABUT" yang sekarang populer dengan nama “TABOT” Bengkulu, yaitu suatu perayaan tradisional yang dilaksanakan dari tanggal 1 sampai dengan tanggal 10 Muharram setiap tahunnya, untuk memperingati gugurnya Hasan dan Husen, cucu Nabi Muhammad SAW oleh keluarga Yalid dari kaum Syiah, dalam peperangan di Karbala pada tahun 61 Hijriah. Pada perayaan TABOT tersebut dilaksanakan berbagai pameran, sepetrti arak keliling membawa figure dari tabot sertaberbagai lomba, seperti lomba ikan – ikan, telong – telong, serta kesenian lainnya yang diikuti oleh kelompok – kelompok kesenian yang ada di Provinsi Bengkulu, sehingga menjadikan ajang hiburan rakyat dan menjadi salah satu kalender wisatawan tahunan.
C. Bahasa Daerah
Terdapat empat bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat Bengkulu, yakni: Bahasa Melayu, Bahasa Rejang, Bahasa Pekal, dan Bahasa Lembak. Penduduk Provinsi Bengkulu berasal dari tiga rumpun suku besar terdiri dari Suku Rejang, Suku Serawai, dan juga Suku Melayu. Sedangkan lagu daerahnya yaitu Lalan Balek.
D. Kehidupan Beragama
Di bidang kehidupan beragama, kesadaran melaksanakan ritual keagamaan mayoritas penduduk yang beragama Islam secara kuantitatif cukup baik. Kesadaran di kalangan pemuka agama untuk membangun harmoni sosial dan hubungan intern dan antar-umat beragama yang aman, damai dan saling menghargai cukup baik.
Kesimpulan
Manusia dan Kebudayaan adalah hal yang tak akan bisa dipisahkan. Disetiap agama pun memiliki budayanya masing-masing, contohnya dalam agama islam ada budaya lebaran, didalam agama Kristen ada budaya natal, dan lain sebagainya. Mereka saling terkait, karena manusia adalah pencipta suatu budaya, namun budayalah yang pada akhirnya dipatuhi oleh manusia tersebut. Budaya juga mengandung nilai-nilai dan norma yang mengatur kehidupan manusia itu sendiri, yang dapat dijadikan pedoman demi kehidupan yang teratur dalam kehidupan bermasyarakat. Yang harus diingat adalah, kebudayaan merupakan identitas khas suatu daerah, yang secara keseluruhan akan menjadi identitas suatu Negara, yang bila tidak dilestarikan bisa saja identitas tersebut diakui oleh negara lain.
Daftar Pustaka
Muchji, Ahmad dan Nugroho, Widyo.Digital Books Ilmu Budaya Dasar. Universitas Gunadarma. Jakarta: 1996
DR. Dahri, Harapandi. Tabot. Penerbit Citra. Jakarta: 2009